Termasuk ibadah adalah berdoa.
الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ
“Doa adalah ibadah..” (Shahih, HR. Abu Daud: 1479, At-Tirmidzi: 2969)
Artinya berdzikir dan berdoa pun hendaklah mengikuti tuntunan Nabi shallallahu 'alahi wasallam.
“Dari al-Bara’ bin ‘Azib radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam bersabda,
“Apabila engkau hendak menuju pembaringan, maka berwudhulah seperti wudhu untuk melaksanakan shalat.
Lalu berbaring pada sisi kanan, kemudian ucapkan doa:
اللهُمَّ اَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ، وَوَجَهْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ، وَ فَوَضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ وَ أَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ رَغْبَةً وَ رَهْبَةً إِلَيْكَ لاَ مَلْجَأَ وَ لاَ مَنْجَا منك إَلاّ إِلَيْكََ،
Ya Allah, aku menyerahkan diriku kepadaMu
Aku hadapkan wajahku kepadaMu
Aku serahkan segala urusanku hanya kepadaMu
Aku sandarkan punggungku kepadaMu dengan mengharap (rahmat) dan takut (siksa)Mu,
Tiada tempat perlindungan dan keselamatan dari (siksaMu) kecuali kepadaMu
أَمَنْتُ بِكِتَابٍكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَ بِنَبِيِّكَ الذي أَرْسَلْتَ
"Aku beriman kepada kitab yang Engkau turunkan dan kepada Nabi yang Engkau utus”
(Kemudian Rasulullah bersabda)
"Dan jadikanlah doa itu sebagai kalimat terakhir yang engkau ucapkan.
Jika mati pada malam itu niscaya engkau mati di atas fitrah (Islam)...”
Al-Bara’ bin ‘Azib berkata:
“Aku pun mengulang-ulang doa ini untuk menghapal dan mengucapkan:
آمَنْتُ بِرَسُولِكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ
“Aku beriman kepada RasulMu yang telah Engkau utus”
Nabi bersabda,
قُلْ آمَنْتُ بِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ
“Katakan: Aku beriman kepada NabiMu yang telah Engkau utus”
(HR al-Bukhari: 247, 6311 Muslim: 2710)
Kita mengetahui bahwa setiap Rasul pasti juga Nabi, namun tidak sebaliknya
Namun dalam doa tersebut..
Beliau shallallahu 'alahi wasallam melarang lafadz "Nabi" digantikan dengan "Rasul"
Maka berdzikir dan berdoalah dengan apa yang telah dituntunkan.
Bukan asal dzikir dan doa.
@sahabatilmu
الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ
“Doa adalah ibadah..” (Shahih, HR. Abu Daud: 1479, At-Tirmidzi: 2969)
Artinya berdzikir dan berdoa pun hendaklah mengikuti tuntunan Nabi shallallahu 'alahi wasallam.
“Dari al-Bara’ bin ‘Azib radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam bersabda,
“Apabila engkau hendak menuju pembaringan, maka berwudhulah seperti wudhu untuk melaksanakan shalat.
Lalu berbaring pada sisi kanan, kemudian ucapkan doa:
اللهُمَّ اَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ، وَوَجَهْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ، وَ فَوَضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ وَ أَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ رَغْبَةً وَ رَهْبَةً إِلَيْكَ لاَ مَلْجَأَ وَ لاَ مَنْجَا منك إَلاّ إِلَيْكََ،
Ya Allah, aku menyerahkan diriku kepadaMu
Aku hadapkan wajahku kepadaMu
Aku serahkan segala urusanku hanya kepadaMu
Aku sandarkan punggungku kepadaMu dengan mengharap (rahmat) dan takut (siksa)Mu,
Tiada tempat perlindungan dan keselamatan dari (siksaMu) kecuali kepadaMu
أَمَنْتُ بِكِتَابٍكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَ بِنَبِيِّكَ الذي أَرْسَلْتَ
"Aku beriman kepada kitab yang Engkau turunkan dan kepada Nabi yang Engkau utus”
(Kemudian Rasulullah bersabda)
"Dan jadikanlah doa itu sebagai kalimat terakhir yang engkau ucapkan.
Jika mati pada malam itu niscaya engkau mati di atas fitrah (Islam)...”
Al-Bara’ bin ‘Azib berkata:
“Aku pun mengulang-ulang doa ini untuk menghapal dan mengucapkan:
آمَنْتُ بِرَسُولِكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ
“Aku beriman kepada RasulMu yang telah Engkau utus”
Nabi bersabda,
قُلْ آمَنْتُ بِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ
“Katakan: Aku beriman kepada NabiMu yang telah Engkau utus”
(HR al-Bukhari: 247, 6311 Muslim: 2710)
Kita mengetahui bahwa setiap Rasul pasti juga Nabi, namun tidak sebaliknya
Namun dalam doa tersebut..
Beliau shallallahu 'alahi wasallam melarang lafadz "Nabi" digantikan dengan "Rasul"
Maka berdzikir dan berdoalah dengan apa yang telah dituntunkan.
Bukan asal dzikir dan doa.
@sahabatilmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar