8.31.2017

Siapa yang Layak dijadikan Kawan Dekat?



Syaikh Abu Bakr Jabir Al-Jazaairiy dalam kitab Minhajul Muslim menerangkan ada 4 sifat yang jika dimiliki seseorang, maka ia layak dijadikan kawan dekat atau sahabat.
1. عاقلاً
Yaitu orang yang berakal, karena tak ada kebaikan bagi seseorang ketika bersahabt dengan orang yang dungu lagi jahil. Sebab maksud berakal disini adalah “Tamyiiz”, yaitu dapt membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah.
2. حسنَ الخلُق
Yaitu orang yang berakhlaq mulia, sebab berakal tapi berakhlaq buruk adalah salah satu tanda ketidakmampuannya menahan syahwat, yang dapat merugikan kawannya.
3. تقيًّا
Yaitu orang yang bertaqwa. Karena kefasiqan dapat mengantarkan seseorang keluar dari ketaqwaan dan ketaatan pada Alloh, tega mengantarkan kawannya pada jurang Api Neraka.
4. ملازماً للكتاب والسنّة
Yaitu orang yang berpegang teguh pada Kitab dan Sunnah, jauh dari khurofat dan bid’ah. Karena orang yang dekat dengan khurofat dan bid’ah adalah pengikut hawa nafsu.

Wallohu A’lam
Wabillahit Taufiq

Ustadz Rosyid Abu Rosyidah حفظه الله

Sumber: https://bimbinganislam.com/siapa-yang-layak-dijadikan-kawan-dekat/#more

8.30.2017

MANUSIA AKAN DI AZAB KARENA JAHIL TENTANG ILMU SYAR'I

👤Berkata,
Asy-Syaikh Sholeh bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah

أما العلم الدنيوي فمن جهله فلا إثم عليه، و من تعلمه فهو مباح له، و إذا نفع به الأمة فهو مأجور عليه و مثاب عليه، و لو مات الأنسان و هو يجهل هذا العلم لم يؤاخذ عليه يوم القيامة،
لكن من مات و هو يجهل العلم الشرعي خصوصا العلم الضروري، فإنه يسأل عنه يوم القيامة،
لم لم تتعلم ؟
لماذا لم تسأل ؟

"Adapun ilmu yang bersifat keduniaan, maka barang siapa saja yang tidak mengetahuinya, tidaklah ada dosa atas dirinya"

"Adapun siapa saja yang ingin mempelajarinya, maka yang demikian itu adalah  boleh baginya"

Dan jika dimanfaatkan(ilmu dunia tersebut) bagi umat(muslim), maka dia akan mendapatkan balasan(didunia) dan pahala(diakhirat)

8.28.2017

KENYAMANAN PALSU



السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ

“Kalau seandainya seluruh manusia di muka bumi ini beriman dan bertaqwa kepada Allāh, (janji Allāh) Allāh akan membukakan keberkahan dari langit dan bumi.”

(QS Al A’rāf 96)

Ini janji!

وَعْدَ اللهِ حَقٌّ

“Janji Allāh adalah pasti.”

Sehingga tidak mungkin ada kedustaan dalam janji Allah. Orang yang beriman paham, jika Allāh sudah berjanji kemulian akan datang dalam kehidupan.

Kemulian yang diinginkan ketika manusia mangerti bahwa sesungguhnya Allāh menurunkan keberkahan dengan cara-cara yang diperintahkan.

Terkadang manusia menganggap, bahwa keberkahan yang ia miliki adalah sebuah kebaikan yang Allāh janjikan, padahal belim tentu. Karena yang namanya alma’ūnah, thalabul ma’ūnah, meminta pertolongan kepada Allāh yakni dengan sabar dan shalat.

Kita lihat, kemulian dihadapan kita, ditebarkan keindahan pemandangan fenomena pulau dewata. Mereka menganggap kemulian dekat kehidupan mereka, tetapi yang dipertontonkan adalah hal-hal yang bertentangan dengan kemulian.

Kesyirikan yang merajalela menjadi sebuah kenyamanan. Padahal demi Allāh, inilah yang dikatakan istidraj. Kenyamanan ketentraman kemulian yang bukan dari Allāh.

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ

Iman yang dikaitkan dengan ma’unah,

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ

“Meminta tolong dengan sabar dan shalat.”

(QS Al Baqarah 45)

Tetapi, secara umum bahwa Allāh sendiri yang mengatakan :

اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ ۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ

Allāh yang mencipta dan Allāh yang mencukupi.

(QS Al An’ām 101)

Sehingga baik orang yang tidak beriman yang tercukupi !
Memang fitrah Allāh kepada hambanya seperti itu. Tugas hamba itu bersyukur! Bersyukur atau Bersabar! 2 kemulian yang dijanjikan oleh Islam.

Orang yang bersabar:

لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

“Jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”

(QS Ibrāhim 7)

إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

“Allāh bersama orang yang sabar.”

(QS Al Baqarah 153)

Efek kedua hal ini yang dikatakan al ma’ūnah karena cara yang betul. Tapi jika caranya sudah salah, bagaimana kemuliaan datang dalam kehidupan ?

Demi Allāh, sesungguhnya Allāh tidak akan pernah menolong orang yang berbuat zhalim. Zhalim yang dimaksud kesyirikan yang merajalela.

وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ

“Tidak akan pernah ada penolong bagi orang yang berbuat zhalim (syirik).”

(QS Al Baqarah 270)

Jama’ah yang Allāh muliakan, demi Allāh, kemulian betul-betul datang dengan sebab, sebab yang baik akan mendatangkan kebaikan.

Oleh karena itu, tetaplah berbuat kebaikan untuk mendatangkan kebaikan. Jangan tertipu dengan fenomen yang ada, yang nyaman, yang datang karena keburukan yang kita lakukan.

Wallāhu a’lam bishshawāb.
Ustadz Subhan Bawazier

Sumber: https://bimbinganislam.com/kenyamanan-palsu/#more

【 📖 】❝ Gunakan nama asli, jangan sekedar nama kuniyah ❞ :::



Yang menarik dalam fatwa Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad tentang firqah sesat ISIS, beliau menyebutkan:

يقال للواحد منهم: أبو فلان الفلاني أو أبو فلان ابن فلان، كنية معها نسبة إلى بلد أو قبيلة كما هو شأن المجاهيل المتسترين بالكنى والأنساب

“di antara mereka (ISIS) menyebut diri dengan Abu Fulan Al Fulani atau Abu Fulan bin Fulan, yaitu berupa nama kuniyah dan penisbatan kepada suatu negeri atau kabilah. Ini kelakuan orang-orang majhul (yang tidak jelas) yang bersembunyi di balik kuniyah dan nasab”

Memang sebagian orang terlalu berlebihan dalam penggunaan kuniyah, sehingga nama kuniyah diposisikan sebagai nama itu sendiri. Misalnya ketika ia memperkenalkan diri atau menyampaikan identitas diri atau menulis tulisan ilmiah, malah digunakan nama kuniyah yang justru tidak memberi kejelasan identitasnya. Para ulama menyebut ini dengan istilah ta’rif mubham.

Ini sebuah salah kaprah. Karena ketika memperkenalkan diri, lawan bicara anda butuh kejelasan siapa anda. Juga dalam tulisan yang anda tulis, pembaca perlu kejelasan siapa anda, bagaimana keilmuan anda, bagaimana latar belakang anda, tulisan anda bisa dipertanggung-jawabkan atau tidak, dll.

Ust. Yulian Purnama
‎::: طالب العلم اخوات【 📖 】
BBG     ┃D4CE6E77‎
WAG💬 ┃ 082123434241
FB             ┃www.facebook.com/thallabulilmiakhwat ‎

8.27.2017

MENGAPA KITA SERING "CAPEK" DI DUNIA INI...?

Beginilah al-Qur’an bertutur, membuat sebuah panduan yang berharga untuk setiap muslim, bahwa apa yang kita tuju menentukan cara kita untuk sampai kepadanya......

.

(1). URUSAN Berdzikir (Sholat), perintahnya adalah “Berlarilah!”
“Wahai orang yang beriman, apabila kalian diseru untuk menunaikan sholat Jum’at, maka BERLARILAH kalian MENGINGAT Allah dan tinggalkanlah jual beli.” (QS. Al-Jum’ah : 9) .

.

(2). URUSAN Melakukan Kebaikan, perintahnya adalah “Berlombalah!”
“Maka BERLOMBA-LOMBALAH dalam berbuat KEBAIKAN.” (QS. Al-Baqarah : 148)

.

(3). URUSAN Meraih Ampunan, perintahnya adalah “Bersegeralah!”
“Dan BERSEGERALAH kamu menuju AMPUNAN dari Tuhanmu dan menuju SURGA…” (QS. Ali Imron : 133)

.

(4). URUSAN Menuju Allah, perintahnya adalah “Berlarilah dengan cepat!” “Maka BERLARILAH kembali ta’at kepada ALLAH.” (QS. Adz-Dzaariyat : 50)

.

(5). TAPI... URUSAN Menjemput Rizki (Duniawi), perintahnya HANYALAH “Berjalanlah!”
“Dialah yang menjadikan bumi mudah bagimu, maka BERJALANLAH di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari RIZKI-Nya.” (QS. Al-Mulk : 15)

.

Semestinya kita memahami, kapan kita perlu BERLARI, atau menambah kecepatan lari kita, atau bahkan CUKUP BERJALAN saja.

.

Jangan-jangan, selama ini kita merasa lelah, karena MALAH berlari mengejar dunia yang seharusnya CUKUP DENGAN BERJALAN..

Ya Allah, bimbinglah kami…! . Wallaahu a'lam bishshawwab..
Copas (Semoga Berkah Bagi Penulisnya)

.
-----

Mari bersegera mengerjakan amal kebaikan...
Nantikan info donasi kebaikan, esok hari. Insya Allah Ta'ala...

======
🔊 Broadcasted by :
Tim Donasi Dakwah YPIA
(Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari)

Ingin Berdonasi?
Hubungi :
✉/📱085747223366

Ilmu Adalah Timbangan

Dengan ilmu segala sesuatu diukur, diketahui halal dan haram, dipahami hukum-hukum syariat, dan dibedakan kebenaran dan kebatilan, serta jalan petunjuk dan kesesatan. Oleh karena itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa salllam senantiasa berdoa di pagi hari setelah subuh :

«اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلًا صَالِحًا»

“Ya Allah, Aku memohon kepadamu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amal shalih yang diterima” (HR Ahmad)

Doa ini dimulai dengan meminta ilmu yang bermanfaat. Karena dengannya seorang hamba bisa membedakan antara rezeki yang baik dan buruk, dan antara amal shalih dan amal kejelekan.

Adapun jika seorang hamba tidak memilik ilmu yang bermanfaat, bagaimana dia bisa membedakan halal dan haram, perkara baik dan buruk, serta amalan kebaikan dan kejelekan?
*
Syaikh Abdurrazaq bin Abdil Muhsin Al Abbad
Sumber: http://al-badr.net/muqolat/3099
Penerjemah: dr. Adika Mianoki
Artikel Muslimah.Or.Id

8.26.2017

10 Awal Dzulhijjah Dan 10 Akhir Ramadhan

Ulama berselisih pendapat mengenai 10 hari yang Allah gunakan untuk bersumpah dalam surat Al-Fajr, yang dimaksud dalam ayat ini apakah 10 awal Dzulhijjah atau 10 Akhir Ramadhan


Jika Allah bersumpah dengan nama makhluk ciptaannya, ini menunjukkan bahwa makhluk tersebut memiliki keutamaan. Ulama berselisih pendapat mengenai 10 hari yang Allah gunakan untuk bersumpah dalam surat Al-Fajr, yang dimaksud dalam ayat ini apakah 10 awal Dzulhijjah atau 10 Akhir Ramadhan.

Allah Ta’ala berfirman,

وَالْفَجْرِ. وَلَيَالٍ عَشْرٍ

“Demi fajar. Dan (demi) hari yang sepuluh” (Al-Fajr: 1-2).

Pendapat pertama: 10 hari awal Dzulhijjah

Ibnu Katsir rahimahullah termasuk yang berpendapat maksud ayat adalah 10 awal bulan Dzulhijjah, beliau berkata,

والليالي العشر : المراد بها عشر ذي الحجة ، كما قاله ابن عباسٍ وابن الزبير ومُجاهد وغير واحدٍ من السلف والخلف

“Yang dimaksud dengan “malam yang sepuluh” adalah sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah, sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu ‘Abbas, Ibnu az-Zubair, Mujahid, dan lainnya dari kalangan kaum Salaf dan Khalaf” 1.

Memang kata-kata “malam” dalam ayat, dalam bahasa Arab bisa dimaksudnya sebagai siang hari. Karena kebiasaan orang Arab mengungkapkan hari dengan malam.

Ibnul Arabi rahimahullah berkata,

أنه أطلق على الأيام ( ليالي) لأن اللغة العربية واسعة ، قد تطلق الليالي ويراد بها الأيام ، والأيام يراد بها الليالي

“Makna malam bisa dimaksudkan siang hari, karena bahasa Arab luas pemaknaannya. Terkadang disebutkan malam padahal maksudnya siang dan sebaliknya disebutkan siang maksudnya malam” 2.

Pendapat kedua: 10 hari akhir Ramadhan

Syaikh Muhamad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan,

وإنما يرجح القول الثاني أنها الليالي العشر الأواخر من رمضان، وأقسم الله بها لشرفها، ولأن فيها ليلة القدر

“yang Rajih adalah pendapat kedua yaitu 10 akhir Ramadhan. Allah telah bersumpah dengan kemualiaannya karena padanya terdapat malam Lailatul Qadar” 3.

Pendapat ketiga: menjamak dua pendapat

Pendapat ketiga dari para ulama yaitu yang menjamak dua pendapat sebelumnya, mereka menyatakan bahwa jika siang hari awal 10 bulan Dzulhijjah lebih mulia dari pada siang hari 10 akhir ramadhan. Dan sebaliknya, 10 akhir malam Ramadhan lebih baik dari 10 awal malam Dzulhijjah. Sehingga tafsir ayat tersebut mencakup bulan Dzulhijjah dan bulan Ramadhan, yaitu 10 siang awal Dzulhijjah dan 10 malam akhir Ramadhan

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah menjelaskan hal ini, beliau berkata

:ليالي العشر اﻷخير من رمضان ، أفضل من ليالي عشر ذي الحجة ، و أيام عشر ذي الحجة أفضل من أيام عشر رمضان ، وبهذا التفصيل يزول اﻹشتباه ، ويدل عليه أن ليالي العشر من رمضان إنما فضلت بإعتبار ليلة القدر ، وهي من الليالي ، و عشر ذي الحجة إنما فضل بإعتبار أيامه، إذ فيه يوم النحر ، و يوم عرفة ،و يوم التروية …

“Sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan lebih utama dari sepuluh malam pertama dari bulan Dzulhijjah. Dan sepuluh hari pertama Dzulhijah lebih utama dari sepuluh hari terakhir Ramadhan. Dari penjelasan keutamaan seperti ini, hilanglah kerancuan yang ada. Jelaslah bahwa sepuluh hari terakhir Ramadhan lebih utama ditinjau dari malamnya. Sedangkan sepuluh hari pertama Dzulhijah lebih utama ditinjau dari hari (siangnya) karena di dalamnya terdapat hari nahr (qurban), hari ‘Arofah dan terdapat hari tarwiyah (8 Dzulhijjah)”4.

Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Abbad Al-Badr hafidzahullah berkata,

أنّ العشر الأيام الأوّل من شهر ذي الحجة هي خير أيام السنة على الإطلاق ، والعشر الليالي الأخيرة من شهر رمضان هي خير ليالي السنة على الإطلاق.

“Sepuluh siang hari pertama bulan Dzulhijjah lebih baik dari hari-hari setahun secara mutlak dan sepuluh malam akhir bulan Ramadhan lebih baik dari malam setahun secara mutlak” 5.

Hendaknya kita bersemangat beribadah dan melakukan hal-hal bermanfaat bagi diri dan masyarakat pada waktu-waktu yang mulia ini.

*

Penyusun: Raehanul Bahraen

Artikel Muslim.or.id

SIKLUS KEHIDUPAN

🌎 Selama dunia masih berputar,
👉🏻 Maka kita pasti akan merasakan perputaran hidup
⬆ Kadang kita di puncak
⬇ Kadang kita di bawah

👉🏻 Kita pasti pernah dan akan merasakan
◾Menangis & Tertawa
◾Sedih & Bahagia
◾Cemas & Tenang
◾Gelisah & Damai
◾Susah & Mudah
◾Sakit & Sehat
Dst...

Ya, ini semua akan datang silih berganti ❗
Ini semua adalah ketentuan dan ketetapan Allâh Rabb kita ❗
👉🏻 Yang telah Ia tentukan 50.000 tahun sebelum penciptaan bumi.
☝🏻Ya, ini adalah sunnah ilahiyah dan takdir ilahi.
👉🏻Karena itu, apapun kondisi kita, maka yakinlah itu adalah Takdir Allâh Yang Maha Adil.

🌱 Bersyukurlah setiap waktu, karena di balik kesedihan dan kesusahan, ada kebahagian dan kemudahan.
☀ Setelah sedih kan terbit bahagia.
🌥 Kesusahan kan tenggelam digantikan kemudahan.

‼Imani takdir Allâh, maka yang berat kan terasa ringan, dan yang sulit kan terasa mudah.
✅ Apapun kondisimu, maka bersyukurlah dan ucapkan alhamdulillah atas segala hal...

✍@abinyasalma