3.30.2012

Remove and delete all


Sedang berusaha menghilangkan kesan negatif dengan sekitarnya. Semua yang kita lakukan, harus dilandasi dengan hal yang positif, kalau istilah mengakheratnya husnudzon. Yup, sikap itu yang sedang saya perlukan.
Apapun yang terjadi, kalau hasilnya enggak sesuai dengan kehendak kita, yah Qodarullah. Tapi… bukan berarti kita harus pasrah toh menerima keadaan. Ada aksi dan reaksi, halah jadi ngomong apa ini gara-gara syndrome jadi anak teknik kimia.
Terkadang saya kecewa dengan keadaan yang begini, tapi semua itu mengajarkan saya untuk bersabar. Semoga saya tetap bisa sabar dan berpikir hal positif untuk segala kasus. Sebenernya, sakit hati itu berlandaskan

ALLAH SEBAIK-BAIK PENOLONG

Masalah dan masalah.. hidup ini emang penuh dengan masalah yang harus diselesaikan. Masalah juga yang mengajarkan sekaligus menguji kemampuan kita dalam bertindak. Ketika masalah itu bertubi-tubi datang, kadang saya sendiri butuh support dari kerabat terdekat. Namun, enggak selamanya kerabat terdekat itu ada dan meluangkan waktunya untuk kita. Mereka juga punya masalah lain yang harus mereka selesaikan.
Kecewa dengan mereka, jelas pasti ada. Disaat kita butuh mereka, tapi mereka enggak bisa. Jangankan enggak bisa, bahkan merespon kita untuk sekedar berkata “Maaf, engga bisa bantu”, nothing alias not respon. Yah, gitu yah sifat manusia mayoritas, dekat disaat membutuhkan kata pribahasanya, kacang lupa akan kulitnya. Kalau udah gini, tinggal merana aja deh, istigfar minta diberi kesabaran menghadapi ulah seperti itu.

3.13.2012

what will happen if..

11 maret 2011
terlalu banyak uneg-uneg, pengen rasanya ngungkapin ke orang yang tepat.. tapi yah tapi, banyak pertimbangan yang entah kenapa rasanya gak perlu mengkhususkan seseorang. Ketika orang tersebut pergi, kita pasti ngerasa kehilangan, gak usah pergi deh.. kesannya dramatisir banget, ketika orang yang kita percaya mengkhianati kita, baru deh kerasa kalau teman jadi lawan.
Begitu juga dengan teman hidup *jieh udah kearah sini nih pasti bahasannya lebih serius.. iya teman hidup, pasangan kita yang menemani dikala tua. Hal itu masih jadi misteri entah siapa jodoh saya, jodoh kamu, dan jodoh-jodoh kalian yang udah ditetapkan jauh sebelum kita terlahir di dunia.
Untuk masalah jodoh, emang gak boleh asal pilih. Semua harus selektif, karena nanti suami/istri kita nanti yang akan menciptakan suatu keharmonisan di dalam keluarga mungil kita nanti. Duuh, kalau udah ngomongin keluarga, rasanya pengen banget secepatnya menyempurnakan ibadah yang satu ini. Meskipun ada rasa takut yah yang sebaiknya bukan dalam topik pada bahasan ini, tapi ada rasa ingin menyegerakan. Teknologi sekarang makin canggih, komunikasi juga semakin mudah, ikhtilah dengan mudahnya terjadi. Ada rasa ragu saya sekolah di sekolah umum. Pengen rasanya dulu ketika tawaran untuk mondok (istilah keren masuk pesantren) di daerah Bogor sana. Melihat prospek nilai ujian saya yang lumayan di atas rata-rata saat masuk ke SMP, jadi mengurungkan niat saya untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan agama. Sekarang, sisa menyesal dengan hafalan alqur’an yang berjalan lambat.