5.27.2013

Barakallahu yaa ukhti… PART II


Finally…. (belum apa-apaa langsung final -_-, gpp deh biar cepet)
Lanjutan dari part I, eng ing eng.. si akhwat menikahlah ia kmarin dengan sang pangeran pujaannya ahad kemarin.
Seneng sih, tapi gak bisa hadir, walaupun undangannya ana minta kirim ke rumah (modus). Maksudnya eh maksudnya sih, biar si papah baca terus tersentuh deh hatinya untuk cepat-cepat mengizinkan anaknya nikah (ngareeep… ).
Penantian dan deg-degan mu sebulan ini sudah dilaksanakan. Wah wah,, jadi segan deh kalau udah jadi istri orang, padahal mau denger cerita-ceritanya pas hari H.
Anyone doesn’t know about mate, how to see whether, with whom, and how the process that. Who would know her can close with ta’aruf syar’i. masyaa allah
Pokoknya kalau allah udah berkehendak, terjadilah..

baarokallahu laka wa baaroka 'alaika wa jama'a baynakumaa filkhoiri

5.25.2013

9 Tips Belajar Agama Diwaktu Sibuk

1. Harus menyisihkan waktu secara khusus untuk menuntut ilmu. 
2. Jika tidak bisa konsentrasi dan fokus menimba ilmu agama, bukan berarti harus meninggalkan menimba ilmu secara keseluruhan nya.
3. Manfaatkan teknologi moderen yang ada.
4. Tanamkan tekad yang kuat dan niat yang ikhlas.
5. Sabar dan tabah dalam menuntut ilmu.
6. Memanfaatkan waktu luang untuk menuntut ilmu.
7. Minta bantuanlah dengan teman dan bekerja sama dengan nya didalam mendapatkan ilmu.
8. Ambillah ilmu setiap hari walauoun sedikit, walaupun hanya bisa memahami 1 ayat atau 1 hadits atau 1 permasalahan.
9. Buatlah rencana ilmiah /pelajaran dengan sistematis

lmam an Nawawi rahimahullah biasa nya membatu ayahnya ditokonya yang kecil. Namun hal itu tidak membuatnya lalai dari membaca dan menghafal al Quran dalam usia dini. Beliau sehari menghadiri 12 majelis ilmu. Bagaimana dengan kita?Tahukah anda siapa imam abu hanifah?Beliau rahimahullah adalah seorang ulama fiqih besar sekaligus pengusaha besar, usaha nya tidak menghalanginya untuk belajar agama. Beliau mempunyai gedung besar untuk memproduksi sutera, dan ia mempunyai karyawan dan tenaga produksi. Artinya beliau adalah direktur besar. Diringkas dan dksarikan dari buku Tips Belajar Agama Diwaktu sibuk, bagian pertama kitab Thalabul ilmi fi zamanil insyighalat, syaikh muhammad al munjjid

via page @Taman - Taman Para Penuntut Ilmu

5.23.2013

Seterjun Air Mata Untuk Para Pendamba


Di antara mereka yang menampilkan koleksi kitab-kitab tebalnya, berbahasa Arab dan bersaratkan ilmu syariah, kebanyakannya disebabkan dua:

[1] Rasa syukur, baik itu syukur telah dikaruniai oleh Allah kemampuan memahami bahasa Arab, atau syukur telah dikaruniai oleh Allah kitab-kitab.

[2] Memotivasi kawannya, baik kenal atau tidak, yang belum mampu memahami Arabic, untuk memulai belajar bahasa Arab. Minimal: mampu membaca dan memahami.

Anda akan iri sejadi-jadinya, atau bahkan galau separah-parahnya, ketika melihat teman di Facebook memajang kitab-kitab Arabic. Bahkan, bisa jadi Anda akan marah dan kecewa pada diri sendiri. Kegalauan ini layak ada. Dan semoga benar-benar menjadi pencetus untuk memulai belajar bahasa Arab. Maka berjalanlah selama ada kesempatan dan jangan diam sambil mendamba; karena ditakutkan iri berubah menjadi dengki, kecewa berubah menjadi takdir disalah-salahi. Jangan lagi bertanya, 'Mengapa dahulu aku tidak begini dan begitu?!' Namun, tanyakan sekarang, 'Apa aku masih saja begini sehingga tak bisa begitu?!'

Anda akan iri sesumat-sumatnya ketika mendapati teman dekat Anda, yang 2 tahun belakangan ini tekun belajar bahasa Arab, sudah mampu. Dan Anda? Masih berjalan di tempat atau bahkan kian mundur dan ciut minder karena kalah jauh dengan teman dekat.

Kami menginginkan Anda mampu memahami kitab-kitab, terutama kitab Allah yang agung nan mulia. Bukan berarti kami menginginkan Anda ciut diri, menggalau dan tersudutkan. Sungguh tidak! Justru, kami menginginkan apa yang kami miliki dari kelebihan juga Anda miliki.

Jika memang versi terjemahan sudah mencukupkan, maka baiklah. Segala adalah pilihan, dan tiapnya berkonsekuensi. Namun, saudaraku, jika ada sempatnya dan luang masanya belajar bahasa Arab, bersegeralah. Terutama sekali bagi yang belum menikah. Masih punya waktu dan kesempatan besar. Ketika sudah menikah dan berkeluarga nanti, semakin sempit kesempatan. Dan biarlah menyesal kini mengapa dahulu tak masuk pondok namun mulai berusaha membalik keadaan dari ketidakmampuan menjadi mampu, dibanding menyesal di masa nanti, kala segala keadaan hampir mustahil dibalikkan. 

5.19.2013

ilmu tidak bisa didapat dengan badan yang santai


Bismillah..
Alhamdulillah, nikmat tinggal di jogja, bias serap ilmu sebanyak-banyaknya. Kajian bertebaran dimana-mana, masyaa allah.. seneng-seneng-seneng..
Kajian sore tadi di masjid ulil albab uii,  bikin merinding. Walaupun sudah di ulang-ulang tapi tetep aja merinding, dan rasanya malu ketika masih juga belum bisa mengamalkan. Tema kajiannya tentang taubat oleh ustadz afifi abdul wadud. Masyaa allah lagi deh, ustadz afifi ini ustadznya para ustadz-ustadz. Muridnya udah kemana-mana, bahkan ada yang sudah sampai gelar s3 di MediU. Wah kesempatan emas dan rugi banget deh kalau di sia-siain. Bahkan akhwat sekitar ugm juga belum tentu kan bisa ikut ta’lim langsung oleh ustadz afifi. Jadwal beliau yg kebanyakan dikhususkan untuk ikhwan.
Ada hikmah juga ana bertahan di uii (padahal sempet iri pengen pindah k wisma sekitar ugm, tapi eh tapi mending bertahan di disini brsama mahrom ß baca tinggal bareng my big bro).
Suatu saat nanti, ana mau ngerangkum semua kajian yang pernah diikuti, tapi…. Sampai sekarang belum juga terlaksana sih , hehehe
Oia ada yang spesial dari kajian sore ini. Kedatangan akhwat dari UGM, whuaah sebenernya biasa aja mungkin yah, tapi karna satu almamater jadi terharu deh. Sekitar UGM memang pusatnya atau basecamp kajian sunnah, mahasiswa yang paling aktif gembor dakwahnya dari kajian, website, donasi, dsb mayoritas mahasiwa/i ugm. Jadi wajar kalau mau ngaji merujuk ke UGM.
Allright, lanjut yang tadi… jadi ceritanya ana terharu dengan kedatangan akhwat ugm ini. Karna eh karna, biasanya yang datang kajian ustadz afifi, sepi akhwat biasanya 3-5 orang, apalagi tadi hujan udah sedih rasanya ketika yang bertahan cuma 2 akhwat termasuk ana. Padahal, akhwat uii kan banyak,,, helooooo pada kemana sih?????. Makanya ana terharu, karna beliau ini tamu spesial yang udah bela-belain dari ugm datang ke uii ketika akhwat uii sedang asik dengan kegiatannya. Dia tertarik dengan kajian ustadz afifi, iyaah apalagi ustadz yang sudah tidak diragukan lagi deeeeeh…. Sampai rela bela-belain 10km dari ugm ke uii untuk satu tujuan, dateng ke kajian yang di adain MILAH. Masyaa allah, kalau ana yang dateng ke UGM sih biasa 10km bolak-balik setiap hari, kadang kalau enggak ada perlu malas juga dateng ke kajian di sekitar ugm, jauhlah, cape, panas, duuuh sekarang jadi malu, akhwat tersebut aja rela ke uii cuma tujuan ngaji..
Pelajaran yang bisa ana ambil, bersikap tawadhu, dan semangat dalam menuntut ilmu, karna ilmu tidak bisa didapat dengan badan yang santai ~ibnu katsir.

*oia akhwatnya mhsiswi kedokteran loh, cmiwww jadi makin terharu..
afwan bukannya enggak mau sebut nama, tapi karna terlalu terharu ana lupa nanya nama anti X_X


5.18.2013

Akibat mencari ridho manusia


Di antara rasa takut yang tercela adalah jika sampai rasa takut membuat seseorang lebih mendahulukan ridho manusia dalam keadaan membuat Allah murka. Artinya yang ia cari asal manusia senang dan ridho dengan dirinya walau ketika itu melanggar aturan Allah.

Ia pun sudah tahu kalau itu salah. Rasa takut semacam ini juga mengurangi tauhid seseorang, di samping akan mendapatkan akibat buruk nantinya. Walau manusia awalnya suka, Allah bisa membolak-balikkan hati mereka menjadi benci nantinya. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari hadits ‘Aisyah berikut ini.

Dalam hadits disebutkan,

عَنْ رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ الْمَدِينَةِ قَالَ كَتَبَ مُعَاوِيَةُ إِلَى عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ رضى الله عنها أَنِ اكْتُبِى

إِلَىَّ كِتَابًا تُوصِينِى فِيهِ وَلاَ تُكْثِرِى عَلَىَّ. فَكَتَبَتْ عَائِشَةُ رضى الله عنها إِلَى مُعَاوِيَةَ سَلاَمٌ عَلَيْكَ

أَمَّا بَعْدُ فَإِنِّى سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « مَنِ الْتَمَسَ رِضَاءَ اللَّهِ بِسَخَطِ

النَّاسِ كَفَاهُ اللَّهُ مُؤْنَةَ النَّاسِ وَمَنِ الْتَمَسَ رِضَاءَ النَّاسِ بِسَخَطِ اللَّهِ وَكَلَهُ اللَّهُ إِلَى النَّاسِ »

Dari seseorang penduduk Madinah, ia berkata bahwa Mu’awiyah pernah menuliskan surat pada ‘Aisyah -Ummul Mukminin- radhiyallahu ‘anha, di mana ia berkata, “Tuliskanlah padaku suatu nasehat untuk dan jangan engkau perbanyak.” ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha pun menuliskan pada Mu’awiyah, “Salamun ‘alaikum (keselamatan semoga tercurahkan untukmu). Amma ba’du. Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mencari ridho Allah saat manusia tidak suka, maka Allah akan cukupkan dia dari beban manusia. Barangsiapa yang mencari ridho manusia namun Allah itu murka, maka Allah akan biarkan dia bergantung pada manusia.”

(HR. Tirmidzi no. 2414 dan Ibnu Hibban no. 276. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Saat anda (YA SYABAB) akan melangkah untuk MENIKAH


Tidak sedikit diantaranya justru mengambil langkah berselisih dengan orang tua,
Memang kita telah dikaruniai sedikit kepahaman pada masalah agama, dan orang tua kita belumlah sampai disana, .

Tetapi mereka adl yg melahirkan kita, yang merawat kita sedari kecil, dan yang melihat perkembangan kita hingga saat ini,…

Sesungguhnya (terkadang) adalah karena kurangnya pendekatan, tiadanya dialog hati ke hati, dan belum adanya penjelasan (bayan) yang baik kepada mereka. Mereka (ortu) hanya ingin melihat 1 hal, yakni anaknya bahagia.

copas; via toko ihya jogja

5.14.2013

Saatnya Meninggalkan Musik


Siapa saja yang hidup di akhir zaman, tidak lepas dari lantunan suara musik atau nyanyian. Bahkan mungkin di antara kita –dulunya- adalah orang-orang yang sangat gandrung terhadap lantunan suara seperti itu. Bahkan mendengar lantunan tersebut juga sudah menjadi sarapan tiap harinya. Itulah yang juga terjadi pada sosok si fulan. Hidupnya dulu tidaklah bisa lepas dari gitar dan musik. Namun, sekarang hidupnya jauh berbeda. Setelah Allah mengenalkannya dengan Al haq (penerang dari Al Qur’an dan As Sunnah), dia pun perlahan-lahan menjauhi berbagai nyanyian. Alhamdulillah, dia pun mendapatkan ganti yang lebih baik yaitu dengan kalamullah(Al Qur’an) yang semakin membuat dirinya  mencintai dan merindukan perjumpaan dengan Rabbnya.
Lalu, apa yang menyebabkan hatinya bisa berpaling kepada kalamullah dan meninggalkan nyanyian? Tentu saja, karena taufik Allah kemudian siraman ilmu. Dengan ilmu syar’i yang dia dapati, hatinya mulai tergerak dan mulai sadarkan diri. Dengan mengetahui dalil Al Qur’an dan Hadits yang membicarakan bahaya lantunan yang melalaikan, dia pun mulai meninggalkannya perlahan-lahan. Juga dengan bimbingan perkataan para ulama, dia semakin jelas dengan hukum keharamannya.
Alangkah baiknya jika kita melihat dalil-dalil yang dimaksudkan, beserta perkataan para ulama masa silammengenai hukum nyanyian karena mungkin di antara kita ada yang masih gandrung dengannya. Maka, dengan ditulisnya risalah ini, semoga Allah membuka hati kita dan memberi hidayah kepada kita seperti yang didapatkan si fulan tadi. Allahumma a’in wa yassir (Ya Allah, tolonglah dan mudahkanlah).
Beberapa Ayat Al Qur’an yang Membicarakan “Nyanyian”

5.11.2013

Mendalami Al-Qur`ân Tidak Sulit



via ummu fahrida
Sabtu, 5 Januari 2013 06:32:38 WIB

MENDALAMI AL-QUR'AN TIDAK SULIT

OlehUstadz Ashim bin Musthofa, Lc


Allâh Azza wa Jalla berfirman: 

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ

Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Qur`ân untuk (menjadi) pelajaran, maka adakah orang yang (mau) mengambil pelajaran? [al-Qomar/54:17]


TAFSIR AYAT: Al-Qur`ân adalah cahaya yang menerangi umat manusia di dunia ini. Allâh Azza wa Jalla berfirman: 

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمْ بُرْهَانٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكُمْ نُورًا مُبِينًا

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Rabbmu (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (al-Qur`ân) [an-Nisâ/4:174]

Syaikh asy-Syinqîthi rahimahullah mengatakan, "Tidak diragukan lagi, bahwa al-Qur`ân al-‘Azhîm merupakan cahaya yang diturunkan Allâh k ke dunia untuk menjadi sumber pelita. Melalui cahaya itu, diketahui perbedaan antara kebenaran dan kebatilan, yang baik dan yang buruk, yang bermanfaat dan yang berbahaya serta perkara hidayah dan kesesatan". [1] 

JAMINAN DARI ALLAH AZZA WA JALLA, MEMPELAJARI AL-QUR’AN DIMUDAHKANInilah jaminan dari Allâh Azza wa Jalla yang tertuang dalam surat al-Qomar ayat 17: 

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ

Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Qur`ân untuk (menjadi) pelajaran, maka adakah orang yang (mau) mengambil pelajaran? . [al-Qomar/54:17]

Antara Study dan Nikah




oleh: Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad -Hafidhahullah- 

Pertanyaan:

(Wahai Syaikh) apa nasehat anda bagi para penuntut ilmu yang pemula, apa seharusnya dia menikah ataukah melanjutkan study, dan kemudian beberapa tahun sesudahnya....?

Beliau menjawab:


6 Perkara Yang Dapat Merusak Amal-Amal Baik

Mari kita simak 6 Perkara Yang Dapat Merusak Amal-Amal Baik.

1. Al istighlal bi’uyubil kholqi (sibuk dengan aib orang lain) sehingga lupa pada aib sendiri. 

Semut diseberang kelihatan sedang gajah dipelupuk mata tidak kelihatan.

2. Qaswatul qulub (hati yang keras)

Kerasnya hati terkadang lebih keras dari batu karang.Sulit menerima nasehat.

3. Hubbun dunya (cinta mati terhadap dunia)

Merasa hidupnya hanya di dunia saja maka segala aktifitasnya tertuju pada kenikmatan dunia sehingga lupa akan hari esok di
akhirat.

4. Qillatul haya’(sedikit rasa malunya)

Jika seseorang telah kehilangan rasa malu maka akan melakukan apa saja tanpa takut dosa.

5. Thulul amal (panjang angan-angan)

Merasa hidupnya masih lama di dunia ini sehingga enggan untuk taubat.

6. Dhulmun la yantahi (kezaliman yang tak pernah berhenti)

Perbuatan maksiat itu biasanya membuat kecanduan bagi pelakunya jika tidak segera taubat dan berhenti maka sulit untuk
meninggalkan kemaksiatan tsb.

Semoga kita semua dijauhkan dari 6 perkara ini sehingga
tetap istiqomah dalam ketaqwaan.

Via Ummu Fahrian Ida

#Berikut beberapa Wasiat Bagi Yang Belum dan Akan Menikah#

oleh: Ustadz Dr Muhammad Arifin Badri hafidzohulloh

[1] Hidup Sederhana
Sebuah rumah tangga yang baik adalah mereka yang hidup sederhana, bukan dalam arti miskin; tapi tidak berlebihan.
Mereka harus lebih banyak memakai cermin diri daripada cermin orang lain. Ketika kita melihat kehidupan ini dengan cermin orang lain, maka kita akan seringkali berkata, wah dia bisa ini dan itu ya; tapi menggunakan cermin diri adalah ketika kita memandang kehidupan ini dengan apa yang kita miliki; alhamdulilllaah kemarin kita seperti itu, tapi sekarang kita seperti ini... barangsiapa yang bersyukur kepada Alloh, maka Alloh akan tambahkan nikmat padanya..

[2] Memahami kekurangan masing-masing
Wanita dicipta dari tulang rusuk paling atas, dan dia paling bengkok. Memaksakannya untuk diluruskan maka ia akan patah.
Begitulah wanita; sifatnya memang cengeng, manja, lembut, sensitif dsb. Laki-laki musti menyadari dan tidak memaksakan istrinya sesuai dengan fikirannya.
Begitu pula wanita, laki-laki juga banyak kekurangannya. Bisa jadi ia suatu saat kurang dalam nafkah, kurang senyum setelah lelah seharian bekerja dsb.
Intinya, keduanya musti memahami kekurangan masing-masing.
Alloh telah menciptakan karakter yang berbeda untuk saling melengkapi dan dilengkapi. wanita yang peka dengan laki-laki yang kurang peka, maka inilah hikmahnya. jika keduanya sama-sama peka, maka tunggulah, kehancuran itu akan segera datang.

Juga termasuk bagi bujangan (katanya yang ngiring ikhwannya banyak yang masih jomblo he); bahwasanya seringkali kita mendamba wanita yang cantik, pintar, berpendidikan, kaya raya dsb, maka ketahuilah bahwa kesempurnaan yang kalian dambakan hanyalah ada di surga, dan tidak di dunia.
Ada yang cantik tapi tidak pintar masak, ada yang cerdas tapi kurang cantik dll, begitulah adanya.

*repost: disampaikan oleh Ustadzuna langsung -dengan beberapa gubahan, tanpa mengurangi isi insyaa Alloh- di walimah Ibnu Abid [Mahasiswa STDIIS] dan ukhty Siti [teman mutiara sunnah]; Ambulu, Jember 2 Maret 2012

Via Mutiara Sunnah



Nasihat Pernikahan

oleh: Dr Muhammad Arifin Badri hafidzahullaah,

1. Bahwasanya pernikahan tidak hanya perkara kata-kata cinta, kesetiaan, atau kerinduan.. Tapi lebih dari itu, ia butuh tanggungjawab.
2. Jadilah perhiasan terindah bagi suami dan istrimu. Keduanya musti saling menghias diri di rumah.
3. Bercerminlah! Kedua pasangan musti saling introspeksi diri jika menemui hal-hal yang kurang 'layak' dengan pendampingnya.
Misal jika istri masak kurang sedap, bisa jadi suami belum menafkahi dengan baik
4. Tak ada gading yang tak retak. Ustadz hafidzahullaah mengibaratkan: 100 ekor unta ternyata belum tentu bisa jadi tunggangan (he saya baru tahu!)
5. Ayo diamalkan... (he ini tambahan saya sendiri)

Semoga bermanfaat bagi kawan-kawan yang hendak menikah -)
Baarakallaahu fiikum.

Via mutiara sunnah

Kuliah, Kerja dan Nikah, Kenapa Takut?


Mungkin banyak diantara mahasiswa saat ini bila mendengar kata “nikah”, langsung terbayang bahwa menikah diusia muda itu akan mendatangkan segudang masalah. Hal ini bisa dibuktikan dengan menyodorkan pertanyaan “Apakah anda sudah siap menikah diusia anda sekarang?”. Jawabannya tentu akan bervariasi, yang intinya sebagian besar dari mereka tidak berani mengambil resiko menikah diusia muda. Walaupun ada sebagian saja di antara mereka yang dengan mantapnya menjawab “insyaalloh saya siap”.

            Memang tidak dipungkiri menyelesaikan tugas-tugas kuliah, mengikuti ujian, dan melakukan penelitian merupakan rutinitas mahasiswa pada umumnya. Namun realitanya dilapangan tersebut sebenarnya bukanlah suatu hal yang sangat menyita waktu mereka. Karena bila ditelaah kembali, banyak sekali waktu-waktu luang di luar jam kuliah dipergunakan untuk melakukan aktifitas yang tidak produktif dan bahkan mengarah kepada perbuatan dosana’udzubillah. Entah itu waktu mereka dihabiskan untuk browsing internet, nonton film, jalan-jalan ke mall, shoping, main game, tidur, dan yang paling parah yaitu pacaran.

            Memang “pacaran” kalau tidak mau dikatakan sebagai budaya buruk bangsa pada zaman sekarang, maka “pacaran” pantas untuk dinobatkan sebagai wabah penyakit yang menginfeksi dan meracuni moral para pemuda pada umumnya. Apalagi para mahasiswa yang jauh dari pengawasan orang tua, interaksi lawan jenis yang tidak terbatas baik di kampus maupun di luar kampus, serta pendidikan agama yang semakin minim, jelas hal ini rentan sekali menimbulkan perbuatan zina, na’udzubillah.

>>Bahayanya Zina

Allah ta’ala telah berfirman :

“Dan orang orang yang tidak menyembah Tuhan lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina. Barang siapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan adzab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam  keadaan  terhina  kecuali orang orang yang bertaubat ” (QS. Al Furqan, 68 –69 ).

            Dari keterangan ayat di atas, Allah ta’ala menggabungkan antara dosa zina dengan dosa syirik dan dosa membunuh manusia, sehingga hukuman yang diberikan adalah kekal dalam azab neraka dan dilipat gandakan siksaannya, selama pelakunya tidak bertaubat, beriman dan beramal shalih. Perbutan zina adalah perilaku keji  yang hanya dilakukan oleh mereka yang memiliki jiwa yang kotor lagi rendah. Sungguh Allah ta’ala  sangat membenci perbutan zina itu, hal ini sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi sholallohu ‘alaihi wasallamdi saat shalat gerhana matahari, beliau bersabda:

يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ، وَاللهِ لاَ أَحَدَ أَغْيَرُ مِنَ اللهِ أَنْ يَزْنِيَ عَبْدُهُ أَوْ تَزْنِيَ أَمَتُهُ، يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ، وَاللهِ لَوْ تَعْلَمُوْنَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيْلاً وَلَبَكَيْتُمْ
كَثِيْرًا، ثُمَّ رَفَعَ يَدَيْهِ وَقَالَ: اللَّهُمَّ هَلْ بَلَّغْتُ؟

“Hai ummat Muhammad, demi Allah, tak ada satupun yang lebih pencemburu dari Allah ketika ada seorang hamba-Nya yang laki-laki atau perempuan berbuat zina. Hai ummat Muhammad, demi Allah, sekiranya kalian mengetahui seperti apa yang aku ketahui, tentu kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” Kemudian beliau mengangkat kedua tangannya seraya berkata, “Ya Allah, bukankah aku sudah sampaikan?” (HR. Bukhari dan Muslim).

            Ketika disebutkan perbuatan zina oleh Nabi sholallohu ‘alaihi wasallamdisaat sholat gerhana matahari, maka penyebutan dosa zina termasuk salah satu dosa besar yang pelakunya sangat Allah benci dan murkai. Maka tidaklah mengherankan ketika Nabi Muhammad sholallohu ‘alaihi wasallammengabarkan bahwa pelaku zina adalah mayoritas penduduk neraka, beliau sholallohu ‘alaihi wasallambersabda :

أَكْثَرُ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ الفَمُ وَالفَرْجُ
             
“Yang paling banyak memasukkan orang ke dalam neraka ialah lidah dan kemaluan.” (HR. Ahmad dan At Turmudzi, dan dishahihkan oleh Al Albani dalam silsilah hadits shahih).

>>Zina VS Nikah

Kapan Aku Mahir Bahasa Arab?

Umumnya orang yang belajar bahasa arab memiliki semangat yang gigih dan melakukan proses belajar yang terus menerus.

Bahasa apapun, termasuk bahasa arab, ibarat puzzle raksasa yang tak akan utuh dan sempurna tersusun dalam satu waktu pada satuan detik, hari, minggu, atau bulan. Lebih tepatnya kita berbicara satuan tahun karena ketika ini ditanyakan kepada mereka yang sudah bisa berbahasa arab, mereka tidak akan mampu menjawab pada detik, hari, pekan, bulan ke berapa mereka telah menguasai bahasa ini.

Tapi tenang saja, periode dalam proses belajar tidak akan terasa jika memang proses ini dinikmati, dinikmati sebagai langkah ibadah dan menuju pribadi yang lebih. Bersabar dalam waktu-waktu belajar dan menempa diri dengan ilmu adalah salah satu kenikmatan.

Tidak setiap orang diberi kesabaran dalam merentas waktu. Buktinya akan didapati bahwa rekan-rekan yang dahulunya bersama dalam belajar kini hanya 2 atau 3 orang yang setia duduk di hadapan ustadznya. Sebagiannya gugur di tengah jalan.

Intinya, semangat untuk cepat menguasai bahasa arab secara utuh adalah wajar dan bagus sekali namun mesti mengingatkan diri pribadi bahwa semuanya butuh waktu.

>>Lantas bagaimana kalau cara ustadznya mengajar tidak menarik??

Segala puji bagi Allah yang telah menggariskan salah satu prinsip ahlussunnah wal jama’ah yaitu berkepentingan terhadap ilmu baik pencapaian, penyebaran dan pengamalannya.

Orang yang menuntut ilmu adalah orang yang “rakus” terhadap ilmu dan mereka begitu gigih. Tidak hanya teori namun ini memang realita jika obyek yang anda perhatikan adalah mereka yang bermanhaj salaf.

Dari ini, dominasi rasa ‘rakus’ terhadap ilmu diharapkan bisa mengalahkan cara mengajar ustadz yang (dianggap) tidak menarik. Ingat, ini hanyalah ketidaktepatan “cara” mengajar bukan cacat dalam esensi ilmu itu sendiri yang beliau sampaikan.

Para ulama menasehati agar sabar terhadap proses belajat termasuk sabar tentang kekurangan cara yang dianggap tidak menarik.

Memang benar dan tidak dipungkiri bahwa ustadz yang satu memiliki kelebihan dalam cara mengajar namun tidak begitu dengan ustadz yang lain.

Sebagian thullab non ma’had, dengan alasan ini, meninggalkan majelis ilmu, termasuk pembelajaran bahasa arab, padahal sang ustadz berkompeten.

Ini disayangkan karena sama saja dengan menghalangi diri dengan ilmu. Ingatlah bahwa para ulama menegaskan bahwa:

“sesuatu yang tidak bisa diraih seutuhnya maka tidak ditinggalkan seluruhnya.”

Cara mengajar sang ustadz yang dianggap tidak menarik tidak bisa dijadikan alasan untuk meninggalkan ilmu seutuhnya, termasuk bahasa arab. Karena ini akan merugikan diri pribadi.

Terakhir, ulama juga menegaskan bahwa Allah mengharamkan “tangan hampa” bagi orang yang benar-benar mencari ilmu, dengan makna lain bahwa pasti akan ada faidah yang bisa dipetik dari setiap majelis selama hati benar-benar jujur meniatkan ilmu walau dengan ketidaksempurnaan cara mengajar sang ustadz.

Wallahu a’lam. . .


~copas status nasihat Via Fachrian ~