2.26.2013

Barakallahu yaa ukhti… PART I



Alhamdulillah… dapet kabar bahagia dari seorang akhwat kawan dekat saya, kalau proses nazhornya berjalan lancar ^^.
Suatu kebahagiaan buat saya bisa menjadi bagian kecil dari wasilah sebuah ta’aruf syar’i. mulai dari penawaran seorang ummahat untuk dicarikan akwat sampai akhirnya saya kenalkan kawan saya ini.
Mulai dari prosesi tukar cv, Alhamdulillah walau si akhwat sampai deg-degan gak karuan karna cvnya sengaja saya tukar H-2 nazhor (Sorry yah ukh..ehhehe). Saya belajar dari senior, semakin lama cv itu kita baca semakin banyak membayangkan hal yang seharusnya masih haram kita bayangkan. Biar bagaimanapun calon suami belum tentu suami, apalagi ini baru tukar cv belum khitbah. Jadi kalau kita terpesona lebih dari cvnya, peluang fitnah terbuka lebar, apalagi kalau setelah dibaca-baca malah niat mengundurkan diri X_X itu yang gak ngenakin. Oleh karena itu, sengaja ana tukar cvnya H-2 nazhor.
Jeeng..jeng…

JANGAN CELA SUNNAH RASULULLAH DENGAN AKAL !!!


Beberapa waktu ini saya menemui karaktek orang yang benar-benar buat saya menarik nafas lebih dalam untuk tetap bersabar. Ceritanya, seorang ibu satu putra telepon saya, dengan alasan ingin mengarahkan anaknya untuk masuk ke pondok. Saya tanya ibu yang satu ini,
Ana(Panggilan pelaku pertama; saya): “Emang alasan ibu mau masukkan anak ibu ke pondok apa?”.
Ibu A: “Yah biar masuk pondok jadi orang bener, gk nakal, nurut sama orang tua”.
Ana: “Cuma mau begitu bu, kok gak beda jauh yah kayak ngebuang anaknya untuk di didik sama orang lain. Emang ibu gak sanggup ngedidik anak ibu sendiri”.
Ibu A: “yah susah lah dek, dia gak nurut sama ibunya. Makanya ibu mau titipin dia masuk ke pondok”.
Ana: “ Ohh gitu” (dalam hati bergumam, anak gak nurut sama ibu sendiri kih piye?, didikan kecilnya gimana toh, sampai berani berontak ke ibu kandungnya sendiri?).
Ibu A: “Jadi kira-kira anak ibu masuk ke pondok mana yah dek, gak usah yang mahal, standar aja, yang penting anak ibu jadi berubah”.
Ana: “Kalo pondok tahfidz di kota P gimana, sudah terkenal kok itu, ustadznya lulusan madinah. InsyaAllah, bisa hafal 30 juz keluar dari sana. Selain itu akhlaknya juga bisa diperbaiki karna ustadznya insyaAllah gak mengecewakan”.
Ibu A: “Wah, itu pondok belajar qur’an aja, gak usah pondok itu dek. Lagian itu pondok baru dibangun beberapa tahun lalu, kelasnya juga masih sedikit, pelayannya gak ramah, kurikulumnya aneh, masa iya siang diwajibkan tidur siang. Nanti keluar dari pondok sakit terus karna kebiasaan tidur siang”.