9.04.2013

Pembakar Kepadaman: "Jika Orang Tuamu Tidak Salafy, Seberapa Baktimu?"



Kalau di sisimu ada orang tuamu sekarang, terutama ibumu, coba bahagiakan mereka atau salah satu dari mereka sekarang, apapun itu caranya selama ma'ruf, dan saksikan keajaiban dan keindahan setelahnya, baik tepat setelahnya, atau esoknya, atau kapanpun di masa depannya; sebagai balasan dari Allah pada anak yang berusaha membahagiakan orang tuanya. Bahkan jika seorang kafir sekalipun yang berbuat baik pada orang tuanya, Dia dengan keadilan yang sempurna akan membalas kebaikan untuk si kafir tersebut; meskipun amalan mulia itu takkan berarti di Akhirat nanti.

Kalau orang tuamu sedang membutuhkanmu, maka luangkan waktu jika mungkinmu dan tunaikan hajat mereka jika mampumu. 

Ada beberapa orang yang mengagumkan dalam hidupmu. Mereka hebat di bidangnya. Dan terkadang kehebatan mereka tak masuk akal bagimu; disebabkan terlalu hebatnya. Jika ternyata mereka adalah orang-orang shaleh, maka sangat mungkin Allah menguatkan mereka disebabkan mereka berbakti pada orang tua.

7.07.2013

Jadikan Jadwal Harianmu


1. Shalat pada waktunya
2. Dzikir di pagi dan sore hati
3. Membaca al Quran minimal 2 halaman
4. Bersedekah walaupun sedikit
5. Jangan berbohong dan jangan ghibah
6. Shalat Dhuha dan Shalat Witir
7. Berdoa untuk kebaikan diri sendiri dan kaum muslimin
8. Bersilaturahim, minimal lewat telepon
9. Perbaiki kualitas pekerjaanmu
10. Olah raga walau hanya setengah jam
11. Maafkan orang yang berbuat salah padamu
12. Biasakan lisanmu basah dengan berdzikir, tasbih dan istighfar

Klik like and share untuk menginspirasi saudara-saudara Anda

~ Radio Muslim Jogja~

Syaikh ibnul ‘Utsaimiin tentang komunikasi ikhwan akhwat yang saling surat-menyurat


Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullahu berkata:

“Tidak boleh bagi seorang lelaki, siapapun dia, untuk surat-menyurat dengan wanita ajnabiyah. Karena hal itu akan menimbulkan fitnah. Terkadang orang yang melakukan perbuatan demikian menyangka bahwa tidak ada fitnah yang timbul. Akan tetapi setan terus menerus menyertainya, hingga membuatnya terpikat dengan si wanita dan si wanita terpikat dengannya.”

Asy-Syaikh rahimahullahu melanjutkan,

“Dalam surat-menyurat antara pemuda dan pemudi ada fitnah dan bahaya yang besar, sehingga wajib untuk menjauhi perbuatan tersebut, walaupun penanya mengatakan dalam surat menyurat tersebut tidak ada kata-kata keji dan rayuan cinta.”

(Fatawa Asy-Syaikh Muhammad Shalih Al-‘Utsaimin, 2/898; dinukil dari artikel “tidak ada pacaran islami”)

Syaikh Abu Said al Jazaa-iriy tentang batasan-batasan dialog terhadap lawan jenis (yang bukan mahram)

Pertanyaan, “Apakah seorang mahasiswi dibolehkan untuk bertanya dan ngobrol dengan dosen laki-laki padahal dosen tersebut tidak mengajarnya? Apa tolak ukur interaksi lawan jenis yang diperbolehkan?”

Jawaban Syaikh Abu Said al Jazairi,

“Seorang mahasiswi diperbolehkan untuk bertanya kepada dosen laki-laki meski dosen tersebut tidak mengajarnya dengan beberapa syarat:

- Pertama, adanya kebutuhan untuk bertanya

- kedua, adanya jaminan aman dari godaan lawan jenis

- ketiga, menghindari sikap-sikap yang bisa menyebabkan orang lain berburuk sangka (misal, duduk berdua sambil mojok dll, pent)

- keempat, tidak ada ketawa-tawa dan guyonan.

Seorang laki-laki diperbolehkan untuk berbicara dengan perempuan yang bukan mahramnya mana kala ada keperluan semisal jual beli, berobat, keperluan untuk persidangan atau persaksian di pengadilan dan semisalnya di samping ada jaminan aman dari godaan lawan jenis dan tidak berdua-duan.

Syarat-syarat di atas ditetapkan dalam rangka melindungi individu dan masyarakat dari kerusakan moral. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ما تركت بعدي فتنة أضر على الرجال من النسا

‘Tidaklah kutinggalkan setelahku suatu godaan yang lebih membahayakan laki-laki dibandingkan godaan wanita’[HR Bukhari dan Muslim]”

(Sumber: http://www.abusaid.net/index.php/fatawi-sites/225-2009-04-18-18-39-45.html
; dikutip dari artikel ustadz Aris)

Fenomena ikhwan dan akhwat yang bermudah-mudahan dalam berkomunikasi di blog/fb/twitter/chatting/email/sms

Kita BANYAK SEKALI dapati, seseorang ikhwan/akhwat, yang SANGAT BERMUDAH-MUDAHAN dalam berkomunikasi dengan AJNABIY/AJNABIYYAH TANPA ALASAN YANG DIBENARKAN SYARI’AT.. Ucapan-ucapan seperti: “assalamu ‘alaikum ya ukhti..” atau “apa kabar ukhti?” atau bahkan perkataan “ya ukhti, besok datang ke kajian nggak?” atau perkataan basa-basi yang tanpa ada rasa malu baik itu ikhwan atau akhwat.. apalagi SAMPAI berpuisi-puisi,menggambarkan perasaan hatinya kepada seorang akhwat yang ia tertarik padanya!?

Apakah kalian hendak melakukan Pe-De-Ka-Te ala kaum fasiq DENGAN cara-cara “islami”.. Ataukah kalian mengatakan “akh, ini kan ukhuwwah islamiy semata” kita katakan: “JUJURLAH PADA DIRIMU.. engkau ini sedang melakukan PEMBENARAN atau tidak?!” Lagian, komunikasimu dengan ajnabiyyah (sebagaimana dicontohkan diatas) juga TIDAK DIBENARKAN OLEH SYARI’AT..

Fatwa Ulama tentang hal ini

Fatwa Lajnah Daa-imah tentang pertemanan pria dan wanita (yang bukan mahram)

Pertanyaan,

“Apa hukum persahabatan atau perkawanan dengan lawan jenis menurut hukum syariat dengan pengertian ada seorang gadis yang memiliki sahabat laki-laki atau sebaliknya? Perlu diketahui bahwa jalinan persahabatan yang dibangun keduanya adalah persahabatan yang “sehat”. Semua orang mengetahui, bukan persahabatan yang dilakukan sembunyi-sembunyi.”

Jawaban Lajnah Daimah,

“Persahabatan dengan lawan jenis adalah termasuk perbuatan yang sangat haram dan kemungkaran yang sangat-sangat mengerikan. Tidak boleh bagi seorang perempuan untuk berkawan dengan laki-laki yang bukan mahramnya. Demikian pula sebaliknya. Hal tersebut terlarang karena hal itu adalah sarana menuju pelanggaran terhadap berbagai aturan Allah yang mengatur etika hubungan dengan lawan jenis dan awal langkah menuju zina”.

Fatwa ini ditandatangani oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Abdullah bin Ghadayan, Shalih al Fauzan, Abdul Aziz Alu Syaikh dan Bakr Abu Zaid.

(Sumber: Fatawa Lajnah Daimah juz 17 hal 67-68; dikutip dari artikel ustadz aris)

7.06.2013

buatmu yang berhijab karena Allah ta ‘ala



wanita luar biasa itu adalah wanita muslimah yang:
1.     beriman kepada Allah dengan penuh kesadaran, bukan wanita musyrik, kafir dan fasiq.
2.     mengikuti rasulullah solallahu ‘alaihi wassalam dan sunnahnya. Bukan wanita yang mengadakan atau mengikuti perkara-perkara baru yang di ada-adakan orang dalam agamanya.
3.     Menutup aurotnya dengan pakaian yang ditetapkan oleh Allah dan Rosulnya. Bukan mengikuti pakaian yang mengundang laknat Allah dan memfitnah lelaki, dan ia pun selalu menjaga suara dan penampilannya dari pandangan lelaki yang bukan suaminya.
4.     Selalu bersemangat dalam mencari perkara yang dibutuhkan untuk keselamatan agama, dunia dan akhiratnya berdasarkan ilmu/pengetahuan/dalil yang berbasis wahyu yakni alqur’an dan assunnah.
5.     Rajin beristigfar dan bersedekah dengan hartanya baik dalam kondisi sempit maupun lapang.
6.     Tidak sembarangan memilih teman apalagi pasangan hidup.
7.     Menjadi penolong agama Allah dengan harta dan jiwanya.
8.     Dan sifat mulia lainnya.

Jadi jangan jadi wanita biasa karena:
1.     ia adalah makhluk lemah yang mudah terpesona dan tertipu oleh dunia, lawan jenis, dan syaithon.
2.     Ia adalah jenis  fitnah yang paling membahayakan bagi laki-laki.
3.     Ia seing menjadi musuh dalam selimut
4.     Ia adalah makhluk yang sering mendapat laknat Allah, malaikat dan manusia.
5.     Ia adalah penghuni neraka yang paling banyak.

~copas ummu naufal~

masih murung dan mengeluh..?


sebagian kita masih ada yang muruh sepanjang hari bahkan hingga menjelang malam.
Bila sebabnya karena banyaknya kemaksiatan yang dilakukan dan sedikitnya amal ketaatan yang dikerjakan maupun ilmu yang belum diamalkan, maka hendaklah demikian adanya.

Namun, bila murung disebabkan perbendaharaan dunia yang belum dimiliki maupun ambisi yang belum tercapai, maka renungkan kisah berikut:

Seorang hendak mengadukan kemiskinan dan menampakkan kesusahan kepada seorang ‘alim.
Maka orang alim itu berkata, “Apakah engkau senang menjadi buta dengan mendapat 10ribu dirham?”
Ia menjawab, “Tidak”
Orang ‘alim itu berkata lagi, “apakah engkau senang menjadi bisu dengan mendapatkan 10ribu dirham?”
Ia menjawab, “Tidak”
Orang ‘alim itu berkata lagi, “Apakah engkau senang menjadi orang yang tidak punya kedua tangan dan kaki dengan mendapat 20ribu dirham?”
Ia menjawab, “Tidak”
Orang ‘alim itu berkata lagi, “Apakah engkau senang menjadi orang gila dengan mendapat 10ribu dirham?”
Ia menjawab, “Tidak”
Orang ‘alim itu berkata, “Apakah engkau tidak malu mengadukan Tuhanmu (Allah ta’ala) sedangkan Dia memiliki harta 50ribu dinar padamu”
Mukhtashar minhajul qoshidin; 366

Syaqiq al-balkhi rahimahullah mengatakan,
“barang siapa mengeluhkan musibah yang menimpanya kepada selain Allah, maka hatinya tidak akan merasakan manisnya ketaatan kepada Allah selamanya..”

~copas sahabat ilmu~

Masa lalu, sekarang dan akan datang


Terdapat 3 hal yang dibenci hati:
-       jika berkaitan dengan masa lalu, ia akan memunculkan huzn (kesedihan)
-       dan jika berkaitan dengan masa sekarang, ia akan menghadirkan gamm (keresahan)
-       bila berkaitan dengan masa yang akan datang, ia akan melahirkan hamm (kecemasan)
oleh sebab itum seorang hamba hendaknya memohon kepada Allah agar menghilangkan semua hal yang tidak disukai hati, baik yang berkaitan dengan masa lalu, sekarang, maupun yang akan datang. Sehingga hati menjadi jernih mudah menerima kebenaran.

Tetaplah bersemangat untuk kehidupan kita, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam,
“bersemangatlah atas perkara yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan Allah dan janganlah engkau melemah. Jika ada sesuatu yang menimpamu, maka jangan engkau katakana: “ seandainya saya kerjakan ini niscaya akan begini dan begitu, akan tetapi katakanlah bahwa Allah yang telah menetapkannnya, apa yang Dia kehendaki maka Dia perbuat”. Karena sesungguhnya (kata-kata) “seandainya” membuka peluang bagi perbuatan setan”. (HR. Muslim).

Sungguh nasihat yang mencakup perkara masa lalu, sekarang dan akan datang..

~copas sahabat ilmu~