Sudah lama gak kepo facebook-FB, biasanya sih buka FB buat cek notification, itupun terpaksa karna pengumuman kuliah update dari FB, duuh ini sangat merugikan bagi pihak yang jarang update FB *saya ~~.
Malam ini, saya iseng liat beranda FB, trus liat deh profil temen SMA ada yang lagi foto sambil pegang salju. Karena penasaran, saya buka deh profilnya dan dia sedang di athene lanjut master. Lalu, saya liat mutual friendnnya dan kepo lagi teman SMA yang lain yang dengan bangganya pamer foto kampusnya yang di luar negri.
Oke, saya memang sedikit iri dengan keadaan tersebut. Iri karena Obsesi saya yang dulu kursus bahasa inggris sampai level high tapi sampai sekarang tetap kuliah di Indonesia. Hmm, iri..iri.. iri dalam urusan dunia...
Tapi, perasaan iri tersebut segera saya tepis dan buang jauh, ketika FB ke dua saya buka (khusus akhwat), mayoritas teman saya di FB ini ummahat. Saya melihat perbedaan yang sangat berlawanan.
Di fb saya yang pertama, banyak teman yang berbangga dengan fotonya di luar negeri, ada yang sedang liburan, lanjut studi, kerja, atau seminar ini-itu. Sedangkan di fb saya yang kedua, banyak teman yang update status tentang tausyiah, perkara dosa, saling menasihati, mengingatkan, dalil tentang ini-itu, update kajian di kota A, berbagai produk gamis syar’I, dan semangat ulama dalam menuntut ilmu.
Yaah… perbedaan yang sangat berlawanan arah. Obsesi untuk menuju akhirat dan dunia sangatlah berbeda.
Mungkin mereka yang hidup di negeri kafir menggeborkan tentang islam, dan tentang hijab, yang dengan berhijabpun bisa baik di bidang akademik dengan bisa kuliah sampai di luar negeri dengan program beasiswa. Allahul musta’an, mungkin ada kebanggaan tersendiri bagi mereka sendiri yang berhasil tembus kuliah di luar negeri, kebanggaan orang tua yang berhasil mendidik anaknya sampai mendapat beasiswa diluar negeri, dan kebanggaan teman mereka juga yang hanya sebagian teman yang bisa kuliah di luar negeri. Tapi apakah Allah bangga dengan ini???.
Tentu saja allah tidaklah bangga dengan umatnya yang sibuk menuntut ilmu di negeri kafir tapi melupakan menuntut ilmu islam. Walaupun begitu, saya tidaklah sepenuhnya berkhusnudzhon, memang mempelajari ilmu dunia fardhu kifayah, tapi prihatin dengan keadaan mereka di luar negeri khususnya negeri orang kafir.
Saya banyak mendengar dan membaca artikel kuliah di luar negeri, khususnya negeri kafir. Disana sangat sulit mencari masjid, makanan halal, dan teman yang seiman. Bahkan waktu sholat pun tidaklah semudah di Indonesia yang setiap masuk sholat adzan berkumandang dari masjid terdekat.
Hal tersebut sangatlah penting, karna bagaimana laki-laki bisa mengabaikan sholat berjama’ah, yang sudah jelas sholat berjama’ah wajib bagi kaum pria.
Lalu apa yang dicari dinegri kafir??, bahkan sholat berjama’ah pun dimudahkan hukumnya oleh sebagian dari mereka.
Berbanggakah dengan hal tercela tersebut. Ditambah akhwat yang mengaku berjilbab besar, memajang fotonya, dengan gaya islami di setiap status FB dan bermudahan dengan perkara pergi safat tanpa mahrom. Bagaimana mereka dengan mudahnya pergi safaar terlebih ke negeri kafir tanpa di dampingi mahrom!. Apakah itu cerminan seorang akhwat yang memudahkan dirinya sendiri untuk melancong demi akademik ke negeri kafir. Padahal sudah jelas, wanita yang safar wajib di dampingi oleh mahrom. Kalau sudah begini, dimana letak islaminya L .
bangga hidup dan menuntut ilmu di negri kafir adalah bangga yang salah. Coba bandingkan, seberapa banyak juz dan dalil yang sudah dihafal dan dipelajari?, apa yang akan dibanggakan di akhirat???.
Bangga dunia adalah bangga yang salah…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar