Apalagi bila berkendara yang baik.
A. Termasuk Bahagia.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
أَرْبَعٌ مِنَ السَّعَادَةِ: اَلْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ، وَالْمَسْكَنُ الْوَاسِعُ، وَالْجَارُ الصَّالِحُ، وَالْمَرْكَبُ الْهَنِيْءُ
“Empat perkara yang termasuk kebahagiaan:
istri yang shalihah, tempat tinggal yang lapang, tetangga yang shalih, dan kendaraan yang nyaman.
(Shahih, HR. Ibnu Hibban: 4021, Silsilah ash-Shahihah: 282)
Namun terkadang dengan berkendara yang layak pun ternyata perjalanan terkendala.
Mogok, gangguan di jalan, atau lainnya.
B. Akibat Maksiat.
Sebagian pendahulu kita yang shahih bertutur,
“Ketika aku bermaksiat kepada Allah, maka aku dapati (akibatnya) pada perilaku aneh budak dan hewan tunggangan yang kumiliki..."
(Jami'ul 'Ulum wal Hikam: 225-226)
Perhatikan diri dan keluarga sebelum berangkat.
Jangan mengawali dengan maksiat.
Tidak juga mengisi perjalanan dengan dosa dan keburukan.
Berharap selamat dan lancar hingga tujuan.
@sahabatilmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar