12.19.2014
perumpamaan yang bagus
Ada seseorang datang kepada seorang syeikh, dan dia mengatakan:
"Ya syeikh, si fulan telah mencelamu di salah satu majelisnya!"
Syeikh menjawab:
"Jika orang itu telah melemparkan panah kepadaku lalu dia tidak mengenaiku, mengapa kamu membawa panah itu dan menancapkannya di hatiku?!
---------
Tidak semua fakta boleh disampaikan kepada orang lain... Tidak semua yg kita dengar dan ketahui boleh kita sebarkan, karena ada timbangan maslahat dan mafsadah yg ditimbulkan.
Rosulullah -shollallohu alaihi wasallam- bersabda:
"Jangan kamu sampaikan kabar gembira ini kepada manusia, karena mereka akan bersandar kepadanya". [HR. Bukhori Muslim].
Jika hadits ini tentang berita kebaikan, begitu pula tentang fakta yg menjadikan masyarakat ketakutan, atau benci penguasa, atau menurunkan kepercayaan diri, atau efek buruk lainnya, wallohu a'lam.
✏ Ditulis oleh Ustadz Musyafa Ad Dariny, MA حفظه الله تعالى
🌱🌻💐🌹🌷🌹💐🌻🌱
Siapkah kita menghadapi perjalanan panjang?
Ust. Syafiq Basalamah, حفظه الله
Akhi ukhti…
Apakah kau masih mendengarkan detak jantungmu?
Apakah denyut nadimu masih terasa?
Sejatinyanya detak jantung dan denyut nadi menuliskan sebuah pesan singkat untuk semua insan
“Sesungguhnya kehidupan itu tidak lain hanyalah hitungan menit dan detik”
Akan datang suatu detik yang detak jantungmu berhenti…
Dirimu diam seribu bahasa, bungkam tak dapat berbicara
Keluargamu sibuk bersegera membawamu dengan ambulan
Kemudian didorong ke ruang IGD
Perawat memasang infus, selang oksigen dan EKG, alat rekam jantung
Semua mata memandang ke monitor EKG yang menunjukan garis datar, pertanda jantungmu telah berhenti berdetak
Dokter berkata, “Siapkan defibrilator (alat kejut jantung)”
Gel bening dioleskan ke dadamu.
Lalu dokter memberi aba-aba “200 joule, all clear??”
Kaupun dikejutkan…
“360 joule, all clear??”
Kau dikejutkan untuk kedua kalinya
Namun ternyata Monitor EKG masih menunjukan garis datar
Sebagai pertanda jantungmu
sudah berhenti berdetak…
Masa kontrakmu di dunia ini sudah selesai
Harta benda yang kau miliki tidak sempat kau bawa
Semuanya ditinggal
Tangisan perpisahan memecahkan keheningan
Jeritan kesedihan mewarnai ruangan itu
Selamat tinggal
MAKA SEBELUM TERLAMBAT
sebelum jantungmu berhenti berdetak bersegeralah untuk mempersiapkan diri
Belilah tas yang sebesar mungkin
Masukkan barang-barang kebutuhanmu
Air, makanan, selimut, cahaya dan semuanya
SIAPKAN KENDARAAN YANG TANGGUH
Ingat bahwa perjalananmu panjang, 1 hari sama dengan 1000 tahun
Jalannya gelap dan sempit…
bawalah lampu yang terang dan banyak
Jangan tinggalkan apapun yang bisa kau bawa untuk perjalananmu.
CATAT SEMUA YANG AKAN KAU BAWA
Dan jangan menunda-nunda, karena jantungmu akan berhenti berdetak secara otomatis
DAN KAU TIDAK TAHU, KAPAN ITU TERJADi
– – – – – •(*)•- – – – – (125)
kala marah mendera
Marah bisa terjadi kapan saja, di mana saja, pada siapa saja..
Tentu tak nyaman bagi orang yang marah dan yang menyaksikan.
Segera redam dan obati dengan petunjuk Nabi.
A. Ta'awudz.
Nabi shallallahu 'alahi wasallam bersabda,
“Sungguh aku mengetahui satu kalimat, apabila ia (orang yang marah) mengucapkannya niscaya hilang amarah darinya.
Yaitu ia mengucapkan,
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ.
"Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk..."
(HR al-Bukhari: 3282, Muslim: 2610)
Amarah itu termasuk godaan setan.
B. Berubah Posisi.
Nabi shallallahu 'alahi wasallam bersabda,
إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ ، فَإِنْ ذَهَبَ عَنْهُ الْغَضَبُ ، وَإِلَّا فَلْيَضْطَجِعْ.
"Apabila seseorang dari kalian marah sedangkan ia sedang berdiri hendaklah duduk;
Apabila amarah mereda (tentu baik baginya)
Jika belum (hilang) juga, maka hendaklah ia berbaring..."
(Shahih. HR Ahmad: 5/152, Abu Daud: 4782, Ibnu Hibban: 5688)
Semakin merendah, semakin reda amarah.
C. Diam.
Sebagaimana sabda Nabi 'alaihish shalatu wasallam,
وَإِذَا غَضِبْتَ فَاسْكُتْ ، مَرَّتَيْنِ.
"..jika engkau sedang marah maka diamlah... (beliau ucapkan dua kali)..”
(Shahih. HR Ahmad: 1/239, al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad : 1320, Silsilah ash-Shahihah: 1375 al-Albani)
Bila amarah sudah mendera...
Tangan bergerak tanpa aturan, lisan pun berucap tak tentu arah.
Betapa banyak penyesalan menyerta saat marah..
Maka segera lakukan petunjuk Nabi shallallahu 'alahi wasallam kala marah mendera.
@sahabatilmu
Kecewa tak harus marah
Pagi hari..
Anak sekolah, belum juga siap, kecewa marah..
Siang hari..
Bertemu relasi, ada ketidaksesuaian, kecewa marah...
Sore hari..
Kembali ke rumah, rumah masih berantakan, kecewa marah...
Malam hari..
Hendak beranjak ke pembaringan, tak jua bisa memejamkan mata, kecewa marah..
Apakah seluruhnya harus diakhiri dengan amarah..?
A. Cukup Ekspresi Wajah.
Abu Said al-Khudri radhiyallahu 'anhu menuturkan,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَشَدَّ حَيَاءً مِنْ الْعَذْرَاءِ فِي خِدْرِهَا وَكَانَ إِذَا كَرِهَ شَيْئًا عَرَفْنَاهُ فِي وَجْهِهِ
“Rasulullah orang yang sangat pemalu, lebih pemalu dari gadis dalam pingitan.
Apabila beliau tidak menyukai sesuatu, kami bisa mengetahuinya pada raut wajah beliau..” (HR. al-Bukhari: 6119, Muslim: 2320)
Cukup perubahan wajah, tanpa harus umbar amarah.
B. Kuat Hebat.
Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam bersabda,
لَيْسَ الشَّدِيْدُ بِالصُّرَعَةِ ، إِنَّمَا الشَّدِيْدُ الَّذِيْ يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ
"Bukanlah orang yang kuat itu ia yang pandai bergulat.
Tetapi orang yang kuat yaitu ia yang mampu mengendalikan diri tatkala marah..."
(HR al-Bukhari: 6114, Muslim: 2609)
Bukan karena tak mampu membalas...
Tidak juga sebab ia lemah..
Namun ia menahan marah berharap pahala dan surgaNya.
Kecewa tak harus marah khan...?
@sahabatilmu
Jangan mudah ucap talak
Tidak selayaknya seorang muslim bermudah-mudah mengucapkan talak.
Bila sudah jatuh dan terkena hukumnya, penyesalan yang ia dapat.
A. Bercanda.
Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam bersabda,
ثَلاَثٌ جِدُّهُنَّ جِدٌّ وَهَزْلُهُنَّ جِدٌّ النِّكَاحُ وَالطَّلاَقُ وَالرَّجْعَةُ
“Tiga perkara yang seriusnya dianggap sungguhan dan bercandanya pun dianggap sebagai sungguhan:
(1) nikah, (2) talak, dan (3) rujuk..”
(Hasan, HR. Abu Daud: 2129, at-Tirmidzi: 1184, Ibnu Majah: 2039, Irwa’ul ghalil: 1826 al-Albani)
B. Marah.
Seorang lelaki menemui Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma dan berkata,
“Aku telah mentalak istriku dengan talak tiga di saat aku sedang marah..”
Ibnu ‘Abbas berkata,
“Sesungguhnya Ibnu ‘Abbas tidak dapat menghalalkan bagimu perkara yang Allah haramkan atasmu.
Engkau telah durhaka kepada Rabbmu dan engkau pun telah mengharamkan istrimu atas dirimu sendiri...”
(Jami’ul ‘Ulum wal Hikam: 1/375)
Meskipun ada pembahasan rinci tentang talak saat marah.
Diantaranya kemarahan yang sangat memuncak sehingga menutup kejernihan akal tidaklah teranggap.
(Lihat Syarhul Mumti’: 13/28 al-Utsaimin)
Namun ketahuilah...
Talak (hampir pasti) diucapkan saat marah.
(Sepertinya) tidak mungkin sepasang suami istri sedang duduk santai berdua menikmati secangkir teh.
Tiba-tiba suami berkata,
"Kamu saya talak ya sayang.."
Atau saat asyik bercengkrama sekeluarga,
Tiba-tiba sang suami berucap:
"Aku talak dikau ya..."
Maka biasanya talak terucap tatkala amarah dan keinginan akan hal itu sudah lama tersimpan di hati.
Hanya menunggu pemicunya saja..
C. Berdoalah.
Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam berdoa,
أَسْأَلُكَ كَلِمَةَ الْحَقِّ فِي الْغَضَبِ وَالرِّضَى.
"Aku memohon kepadaMu perkataan yang benar pada saat marah dan ridha..." (Shahih. HR Ahmad: 4/264), an-Nasa'i: 3/54-55)
Berpikir berkali-kali sebelum berucap.
@sahabatilmu
Dia lebih baik dariku
Saat berada di dalam rumah, seseorang lebih mudah menjaga diri dan menata hati..
Mulailah..
Tatkala ia keluar dari pintu, beragam "penyakit hati" akan berusaha menjangkiti...
Hasad, iri, dengki, sombong, ujub, dan sejenisnya..
Cobalah ketika kaki mulai melangkah keluar rumah.
Ikuti nasihat Bakar bin Abdullah rahimahullah berikut:
“Apabila engkau menjumpai orang yang lebih tua usianya darimu, katakanlah:
“Orang ini sudah mendahuluiku dalam beriman dan beramal shalih, ia tentu lebih baik dariku...”
Apabila engkau melihat orang yang lebih muda umurnya darimu, ucapkanlah:
“Aku telah mendahuluinya berbuat dosa dan kemaksiatan, tentu ia lebih baik dariku...”
(Shifatush Shafwah: 3/248, Ibnu al-Jauzi)
Nabi shallallahu 'alahi wasallam bersabda,
وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ
"Dan tidaklah seseorang berlaku tawadhu' karena Allah melainkan akan Allah tinggikan derajatnya.." (HR. Muslim: 2588)
Apabila saat ini kita bersiap-siap keluar rumah...
Maka bersamaan itu pula bersiap-siap untuk berucap:
"Dia lebih baik dariku..."
@sahabatilmu
12.05.2014
Amalku Kawan Sejatiku
Ada banyak rekan yang dengan baik kita kenal di dunia..
Ada banyak orang yang kita jadikan kawan dalam kehidupan...
Namun...
Kawan sejati kelak di alam kubur hanyalah amal.
A. Satu Yang Menemani.
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
يَتْبَعُ الْمَيَّتَ ثَلَاثَةٌ: أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ، فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى وَاحِدٌ، فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ
“Seseorang yang meninggal dunia akan diiringi oleh tiga hal: keluarga, harta, dan amalnya.
Dua akan kembali, satu yang tetap tinggal.
Adapun yang kembali adalah keluarga dan hartanya. Sedangkan yang menetap (bersamanya) yaitu amalnya…” (HR. al-Bukhari: 6514, Muslim: 5)
B. Baik Buruk.
Dalam hadits yang panjang tentang perjalanan ruh setelah kematian disebutkan,
"... Lalu datang kepada (mayit) mukmin, seorang berwajah rupawan, berpakaian indah dan harum.
Orang itu berkata,
“Bergembiralah dengan seluruh yang menyenangkanmu. Inilah hari yang telah dijanjikan untukmu..”
Maka (mayit) mukmin bertanya,
“Siapakah Anda? Sungguh wajahmu membawa kebaikan..”
Ia menjawab, “Aku adalah amalmu yang shalih..”
(Shahih, HR. Ahmad, Shahih Jami’ ash-Shaghir:1676)
Demikian pula amal kejelekan..
Kelak di alam kubur akan mendatanginya dalam bentuk rupa yang buruk dan berbau busuk.
Dunia tempat beramal.. Pilihannya amal kebaikan atau keburukan..
Kita berhak memilih namun harus siap menerima balasan ganjaran.
Sebab amalku kawan sejatiku...
@sahabatilmu
Ada banyak orang yang kita jadikan kawan dalam kehidupan...
Namun...
Kawan sejati kelak di alam kubur hanyalah amal.
A. Satu Yang Menemani.
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
يَتْبَعُ الْمَيَّتَ ثَلَاثَةٌ: أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ، فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى وَاحِدٌ، فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ
“Seseorang yang meninggal dunia akan diiringi oleh tiga hal: keluarga, harta, dan amalnya.
Dua akan kembali, satu yang tetap tinggal.
Adapun yang kembali adalah keluarga dan hartanya. Sedangkan yang menetap (bersamanya) yaitu amalnya…” (HR. al-Bukhari: 6514, Muslim: 5)
B. Baik Buruk.
Dalam hadits yang panjang tentang perjalanan ruh setelah kematian disebutkan,
"... Lalu datang kepada (mayit) mukmin, seorang berwajah rupawan, berpakaian indah dan harum.
Orang itu berkata,
“Bergembiralah dengan seluruh yang menyenangkanmu. Inilah hari yang telah dijanjikan untukmu..”
Maka (mayit) mukmin bertanya,
“Siapakah Anda? Sungguh wajahmu membawa kebaikan..”
Ia menjawab, “Aku adalah amalmu yang shalih..”
(Shahih, HR. Ahmad, Shahih Jami’ ash-Shaghir:1676)
Demikian pula amal kejelekan..
Kelak di alam kubur akan mendatanginya dalam bentuk rupa yang buruk dan berbau busuk.
Dunia tempat beramal.. Pilihannya amal kebaikan atau keburukan..
Kita berhak memilih namun harus siap menerima balasan ganjaran.
Sebab amalku kawan sejatiku...
@sahabatilmu
Kawan Dunia Akhirat
Berkawan, merupakan perkara lumrah manusia selaku makhluk sosial.
Tetapi tetap harus pilah-pilih tidak sembarang akrab.
Ibnul Qayyim rahimahullah membagi kawan dalam 4 bagian:
1. Kawan bergaul laksana makanan yang tidak dapat ditinggalkan walau sehari pun.
Mereka adalah para ulama' (dan ustadz). Bergaul dengan kelompok ini membawa keuntungan besar.
2. Kawan bergaul bagaikan obat, yang dibutuhkan tatkala sakit.
Kita membutuhkan mereka untuk memenuhi keperluan hidup, semisal: rekan kerja, tetangga, kerabat.
3. Kawan bergaul seperti penyakit, dengan berbagai tingkatan dan macamnya.
Berkawan dengannya tidaklah memberikan keuntungan dunia, terlebih lagi akhirat.
Termasuk dalam bagian ini adalah kawan yang malas, pembenci, suka ghibah, dan lainnya.
4. Kawan bergaul yang membawa kebinasaan, seperti racun bagi kita.
Merekalah para penyeru kesesatan, orang yang gemar berbuat dosa dan maksiat, serta yang semisalnya.
(Bada'iul Fawaid)
Jangan sampai penyesalan yang ia dapat kelak di akhirat.
Allah 'Azza Wa Jalla berfirman,
وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلاً يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا
“Dan ingatlah ketika orang-orang dzalim menggigit kedua tangannya seraya berkata:
“Aduhai kiranya aku dulu mengambil jalan bersama-sama Rasul.
Kecelakaan besar bagiku; kiranya dulu aku tidak mengambil fulan sebagai teman akrabku” (QS. al-Furqan: 27-28)
Selektif memilih kawan dekat..
Sebab (bisa jadi) ia akan menjadi kawan kita pula di akhirat..
@sahabatilmu
Tetapi tetap harus pilah-pilih tidak sembarang akrab.
Ibnul Qayyim rahimahullah membagi kawan dalam 4 bagian:
1. Kawan bergaul laksana makanan yang tidak dapat ditinggalkan walau sehari pun.
Mereka adalah para ulama' (dan ustadz). Bergaul dengan kelompok ini membawa keuntungan besar.
2. Kawan bergaul bagaikan obat, yang dibutuhkan tatkala sakit.
Kita membutuhkan mereka untuk memenuhi keperluan hidup, semisal: rekan kerja, tetangga, kerabat.
3. Kawan bergaul seperti penyakit, dengan berbagai tingkatan dan macamnya.
Berkawan dengannya tidaklah memberikan keuntungan dunia, terlebih lagi akhirat.
Termasuk dalam bagian ini adalah kawan yang malas, pembenci, suka ghibah, dan lainnya.
4. Kawan bergaul yang membawa kebinasaan, seperti racun bagi kita.
Merekalah para penyeru kesesatan, orang yang gemar berbuat dosa dan maksiat, serta yang semisalnya.
(Bada'iul Fawaid)
Jangan sampai penyesalan yang ia dapat kelak di akhirat.
Allah 'Azza Wa Jalla berfirman,
وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلاً يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا
“Dan ingatlah ketika orang-orang dzalim menggigit kedua tangannya seraya berkata:
“Aduhai kiranya aku dulu mengambil jalan bersama-sama Rasul.
Kecelakaan besar bagiku; kiranya dulu aku tidak mengambil fulan sebagai teman akrabku” (QS. al-Furqan: 27-28)
Selektif memilih kawan dekat..
Sebab (bisa jadi) ia akan menjadi kawan kita pula di akhirat..
@sahabatilmu
BERHATI-HATILAH DARI PERKARA YANG MEMBINASAKAN
▪قـال الشيـخ الألبانـي رحمـه الله
آفـة الشبـاب المسلـم فـي العصـر الحاضـر هـو أنهـم لمجـرد أن يشعـروا بأنهـم عرفـوا شيـئا مـن العلـم لـم يكونـوا مـن قبـل علـى علـم بـه
رفعـوا بـه رؤوسهـم،
وظنـوا أنهـم قـد احاطـوا بكـل شـئ علمـا،
فتسلـط عليهـم الغـرور والعجـب،
ونخشـى أن يشملهـم قـول الرسـول صلـى اللـه عليـه وسلـم:
ثـلاث مهلكـات:
شـح مطـاع
وهـوى متبـع
واعجـاب كـل ذي رأي برأيه .
سلسلة الهدى والنور (861)
📣 Berkata Asy Syaikh Al Albaniy rahimahullah :
💥"Petaka (yang menimpa) para pemuda Islam sekarang ini adalah mereka merasa mengetahui sedikit ilmu yang sebelumnya mereka tidak mengetahuinya.
👌Kemudian mereka mengangkat kepala mereka (bentuk kesombongan -pent).
آفـة الشبـاب المسلـم فـي العصـر الحاضـر هـو أنهـم لمجـرد أن يشعـروا بأنهـم عرفـوا شيـئا مـن العلـم لـم يكونـوا مـن قبـل علـى علـم بـه
رفعـوا بـه رؤوسهـم،
وظنـوا أنهـم قـد احاطـوا بكـل شـئ علمـا،
فتسلـط عليهـم الغـرور والعجـب،
ونخشـى أن يشملهـم قـول الرسـول صلـى اللـه عليـه وسلـم:
ثـلاث مهلكـات:
شـح مطـاع
وهـوى متبـع
واعجـاب كـل ذي رأي برأيه .
سلسلة الهدى والنور (861)
📣 Berkata Asy Syaikh Al Albaniy rahimahullah :
💥"Petaka (yang menimpa) para pemuda Islam sekarang ini adalah mereka merasa mengetahui sedikit ilmu yang sebelumnya mereka tidak mengetahuinya.
👌Kemudian mereka mengangkat kepala mereka (bentuk kesombongan -pent).
Tidak Ada yang Sempurna
📚[ قال سعيد بن المسيب (93هـ)
(( ليس من عالم ولا شريف ولا ذي فضل إلاَّ وفيه عيب، ولكن مَن كان فضلُه أكثرَ من نقصه ذهب نقصه لفضله، كما أنَّه من غلب عليه نقصانه ذهب فضله. وقال غيره:
لا يسلم العالم من الخطأ، فمَن أخطأ قليلاً وأصاب كثيراً فهو عالم، ومن أصاب قليلاً وأخطأ كثيراً فهو جاهل)).
جامع بيان العلم وفضله لابن عبد البر (2/48).
📚Berkata Sa'id bin Musayyib rahimahullah :
✔"Tidaklah seorang alim, tidak pula orang yang mulia, yang memiliki keutamaan kecuali dia memiliki aib.
Akan tetapi barang siapa yang keutamaannya lebih mendominasi dari pada kekurangannya, maka kekurangannya akan hilang dengan keutamaannya.
Sebagaimana orang yang kekurangannya lebih mendominasi, maka akan hilang keutamaannya."
✋Dan berkata yang lainnya : "Tidaklah seorang alim selamat dari kesalahan.
Barang siapa yang sedikit kesalahannya dan banyak benarnya, maka dia seorang yang alim. Dan barang siapa yang sedikit benarnya dan banyak salahnya, maka dia orang yang jahil."
📕Sumber : Jami' Bayan al-Ilmi wa Fadhlih - Ibnu Abdil Barr (2/48).
🔛WhatsApp Salafy Indonesia
(( ليس من عالم ولا شريف ولا ذي فضل إلاَّ وفيه عيب، ولكن مَن كان فضلُه أكثرَ من نقصه ذهب نقصه لفضله، كما أنَّه من غلب عليه نقصانه ذهب فضله. وقال غيره:
لا يسلم العالم من الخطأ، فمَن أخطأ قليلاً وأصاب كثيراً فهو عالم، ومن أصاب قليلاً وأخطأ كثيراً فهو جاهل)).
جامع بيان العلم وفضله لابن عبد البر (2/48).
📚Berkata Sa'id bin Musayyib rahimahullah :
✔"Tidaklah seorang alim, tidak pula orang yang mulia, yang memiliki keutamaan kecuali dia memiliki aib.
Akan tetapi barang siapa yang keutamaannya lebih mendominasi dari pada kekurangannya, maka kekurangannya akan hilang dengan keutamaannya.
Sebagaimana orang yang kekurangannya lebih mendominasi, maka akan hilang keutamaannya."
✋Dan berkata yang lainnya : "Tidaklah seorang alim selamat dari kesalahan.
Barang siapa yang sedikit kesalahannya dan banyak benarnya, maka dia seorang yang alim. Dan barang siapa yang sedikit benarnya dan banyak salahnya, maka dia orang yang jahil."
📕Sumber : Jami' Bayan al-Ilmi wa Fadhlih - Ibnu Abdil Barr (2/48).
🔛WhatsApp Salafy Indonesia
TINGGALKAN SECEPATNYA ORANG YANG SUKA DEBAT
📝 Asy-Syaikh Muhammad Al-Utsaimin rahimahullah
✨ Ini adalah termasuk perkara yang paling penting, yaitu hendaknya seseorang berada di atas jalan Salaf yang shalih pada semua bab-bab agama yaitu tauhid, ibadah, muamalah, dan selainnya. 🔖Demikian juga hendaknya dia meninggalkan perdebatan dan berbantah-bantahan, karena perdebatan dan berbantah-bantahan adalah pintu yang akan menutupi jalan kebenaran. Jadi perdebatan dan berbantah-bantahan akan menyeret seseorang untuk berbicara hanya karena ingin membela dirinya saja. 📌Bahkan walaupun kebenaran telah jelas baginya, engkau akan menjumpai orang yang suka berdebat akan tetap mengingkarinya, atau dia akan menta’wil atau menyimpangkan maknanya dengan cara-cara yang dibenci demi membela dirinya dan untuk memaksa orang yang tidak sependapat dengannya agar menerima ucapannya.
🍂Jadi jika engkau menjumpai pada diri saudaramu mendebat dan membantah secara membabi buta ketika kebenaran telah jelas, maka hendaknya engkau lari darinya sebagaimana engkau lari dari singa. ✨Maksudnya kebenaran telah jelas, tetapi dia tidak mau mengikutinya. Maka ketika itu 💥hendaknya engkau lari darinya sebagaimana engkau lari dari singa, dan katakan kepadanya: “Cukup sampai di sini!” Dan tinggalkan dia!
📚 Sumber artikel:
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=148507
🌠 Sumber: http://forumsalafy.net/?p=8287
✨ Ini adalah termasuk perkara yang paling penting, yaitu hendaknya seseorang berada di atas jalan Salaf yang shalih pada semua bab-bab agama yaitu tauhid, ibadah, muamalah, dan selainnya. 🔖Demikian juga hendaknya dia meninggalkan perdebatan dan berbantah-bantahan, karena perdebatan dan berbantah-bantahan adalah pintu yang akan menutupi jalan kebenaran. Jadi perdebatan dan berbantah-bantahan akan menyeret seseorang untuk berbicara hanya karena ingin membela dirinya saja. 📌Bahkan walaupun kebenaran telah jelas baginya, engkau akan menjumpai orang yang suka berdebat akan tetap mengingkarinya, atau dia akan menta’wil atau menyimpangkan maknanya dengan cara-cara yang dibenci demi membela dirinya dan untuk memaksa orang yang tidak sependapat dengannya agar menerima ucapannya.
🍂Jadi jika engkau menjumpai pada diri saudaramu mendebat dan membantah secara membabi buta ketika kebenaran telah jelas, maka hendaknya engkau lari darinya sebagaimana engkau lari dari singa. ✨Maksudnya kebenaran telah jelas, tetapi dia tidak mau mengikutinya. Maka ketika itu 💥hendaknya engkau lari darinya sebagaimana engkau lari dari singa, dan katakan kepadanya: “Cukup sampai di sini!” Dan tinggalkan dia!
📚 Sumber artikel:
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=148507
🌠 Sumber: http://forumsalafy.net/?p=8287
Sebab-sebab yang dapat membantu dalam menghafal Al-Quran
Al-Imam Ibnu 'Utsaimin rahimahullah:
"Perkara terpenting -barakallahufikum- dalam menghafalkan Al-Qur'an atau matan-matan (ilmiyah):
1⃣ Seseorang menghafalkannya ketika ia masih kecil. Karena menghafal di masa kecil lebih cepat dan lebih kokoh.
2⃣ Kemudian dia berkonsentrasi dalam menghafalnya, artinya ia tidak sibuk dengan yang lainnya.
3⃣ Hendaknya ia senantiasa menjaga (Al-Quran atau matan) yang telah ia hafalkan. Karena sebagian orang hanya menghafal namun tidak menjaga hafalannya yang telah lalu, kemudian ia pun lupa.
"Perkara terpenting -barakallahufikum- dalam menghafalkan Al-Qur'an atau matan-matan (ilmiyah):
1⃣ Seseorang menghafalkannya ketika ia masih kecil. Karena menghafal di masa kecil lebih cepat dan lebih kokoh.
2⃣ Kemudian dia berkonsentrasi dalam menghafalnya, artinya ia tidak sibuk dengan yang lainnya.
3⃣ Hendaknya ia senantiasa menjaga (Al-Quran atau matan) yang telah ia hafalkan. Karena sebagian orang hanya menghafal namun tidak menjaga hafalannya yang telah lalu, kemudian ia pun lupa.
Mengenal Khidir Yang Diceritakan Al Quran
⭕ Setiap kaum muslimin pasti pernah mendengar nama Khidir.Kisah tentang perjalanan Nabi Musa alaihissalam bersama beliau adalah kisah yang masyhur,terangkai beberapa ayat dalam surat Al Kahfi.
⭕ Mengapa beliau terkenal dengan sebutan Khidir,padahal Al Quran tak menyebut namanya? Ternyata,beliau kunyah dengan Abul’Abbas, akan tetapi lebih terkenal dengan gelar Al Khodhir atau Al Khidr yang bermakna hijau, disebut demikian karena dia duduk di tanah yang tandus kemudian tiba-tiba tanah tersebut berguncang dan menjadi hijau sebagaimana dalam hadits Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhary dalam shahihnya (no. 3402). Nah,dari sinilah muslimin negeri kita ini menyebutnya dengan Khidir karena lebih mudah dilafalkannya.
⭕ Permasalahan yang dibahas para ulama berkenaan dengan beliau di antaranya adalah ikhtilaf tentang status beliau.Yakni apakah beliau nabi,rasul,wali,atau yang lainnya?
⭕ Maka di sini kami akan membawakan secara ringkas ikhtilaf menyangkut status beliau.Ada lima perbedaan pendapat mengenai beliau, yaitu:
⭕ Mengapa beliau terkenal dengan sebutan Khidir,padahal Al Quran tak menyebut namanya? Ternyata,beliau kunyah dengan Abul’Abbas, akan tetapi lebih terkenal dengan gelar Al Khodhir atau Al Khidr yang bermakna hijau, disebut demikian karena dia duduk di tanah yang tandus kemudian tiba-tiba tanah tersebut berguncang dan menjadi hijau sebagaimana dalam hadits Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhary dalam shahihnya (no. 3402). Nah,dari sinilah muslimin negeri kita ini menyebutnya dengan Khidir karena lebih mudah dilafalkannya.
⭕ Permasalahan yang dibahas para ulama berkenaan dengan beliau di antaranya adalah ikhtilaf tentang status beliau.Yakni apakah beliau nabi,rasul,wali,atau yang lainnya?
⭕ Maka di sini kami akan membawakan secara ringkas ikhtilaf menyangkut status beliau.Ada lima perbedaan pendapat mengenai beliau, yaitu:
TAUHID SYARAT MUTLAK MASUK SURGA
Oleh: Ust. Abdulloh Roy, MA
--------------------
Saudaraku, orang yang menginginkan kebaikan di surga maka dia harus memiliki modal yang satu ini yaitu modal BERTAUHID, tidak akan masuk ke dalam surga kecuali orang-orang yang bertauhid meskipun terkadang dia di adzab sebelumnya ke dalam neraka karena dosa yang dia lakukan.
Nabi صلّى الله عليه و سلّم bersabda : ’’Barang siapa yang bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, tidak ada sekutu bagiNya dan bersaksi bahwa Muhammad adalah hambaNya dan juga RasulNya dan bersaksi bahwasanya 'Isa adalah hamba Allah dan juga RasulNya dan kalimatNya yang Allah tiupkan kepada Maryam dan ruh dari Allah سبحانه وتعالى dan bersaksi bahwa surga adalah benar dan neraka adalah benar maka Allah سبحانه وتعالى akan memasukan dia kedalam surga sesuai dengan apa yang telah dia amalkan‘’. (HR. Bukhari Muslim)
Dalam hadist yang lain, nabi kita صلّى الله عليه و سلّم bersabda : ’’Sesungguhnya Allah سبحانه وتعالى telah mengharamkan neraka bagi orang yang mengatakan laa ilaaha illallah (tidak ada sembahan yang berhak disembah kecuali Allah) yang dia mengharap dengan kalimat tersebut wajah Allah سبحانه وتعالى ’’. (HR. Bukhori Muslim)
--------------------
Saudaraku, orang yang menginginkan kebaikan di surga maka dia harus memiliki modal yang satu ini yaitu modal BERTAUHID, tidak akan masuk ke dalam surga kecuali orang-orang yang bertauhid meskipun terkadang dia di adzab sebelumnya ke dalam neraka karena dosa yang dia lakukan.
Nabi صلّى الله عليه و سلّم bersabda : ’’Barang siapa yang bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, tidak ada sekutu bagiNya dan bersaksi bahwa Muhammad adalah hambaNya dan juga RasulNya dan bersaksi bahwasanya 'Isa adalah hamba Allah dan juga RasulNya dan kalimatNya yang Allah tiupkan kepada Maryam dan ruh dari Allah سبحانه وتعالى dan bersaksi bahwa surga adalah benar dan neraka adalah benar maka Allah سبحانه وتعالى akan memasukan dia kedalam surga sesuai dengan apa yang telah dia amalkan‘’. (HR. Bukhari Muslim)
Dalam hadist yang lain, nabi kita صلّى الله عليه و سلّم bersabda : ’’Sesungguhnya Allah سبحانه وتعالى telah mengharamkan neraka bagi orang yang mengatakan laa ilaaha illallah (tidak ada sembahan yang berhak disembah kecuali Allah) yang dia mengharap dengan kalimat tersebut wajah Allah سبحانه وتعالى ’’. (HR. Bukhori Muslim)
SILSILAH FAIDAH ILMIYYAH
1⃣🔹Berkata asy-Syaikh al-Alamah Rabi' bin Hadiy al Madkhaliy hafidzhullah :
"على أهل الحق أن يصبروا ويزدادوا تمسكا بهذا الدين الحق. كلما كثرت الأهواء لزم أن يزدادوا معرفة بالحق." المجموع ١٤/٢٩٤.
"Dan yang wajib atas ahlul haq, untuk mereka bersabar dan lebih bersemangat dalam berpegang teguh dengan agama yang haq ini.
💥Terlebih tatkala semakin tersebar hawa nafsu, maka wajib pula (untuk bersemangat dalam) mengetahui al haq."
📕Sumber : al Majmu' (14/294)
2⃣🔹Berkata asy-Syaikh al-Alamah Rabi' bin Hadiy al Madkhaliy hafidzhullah :
الغالب على هؤلاء الذين يخالطون أهل البدع أن تنتكس قلوبهم . فيرون الحق باطلا والباطل حقا.
(المجموع ١٤/٣٠١).
💔 "Dan kebanyakan dari orang-orang yang bergaul dengan ahlul bid'ah, maka hati-hati mereka akan terbalik (rusak).
👎 Maka merekapun memandang sesuatu yang haq sebagai perkara yang batil, (dan sebaliknya) perkara yang batil dianggap sebagai al haq."
📕Sumber : al Majmu' (14/301).
========
🔛WhatsApp Salafy Indonesia
PENTINGNYA BELAJAR AGAMA
Oleh: Ust. Fauzan, MA
--------------------------------
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalaamu'alaykum
Alhamdulillah washsholaatu wassalaamu 'ala Rasuulillah wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa man tabi'a sunnatan, 'amma ba'd.
Ikhwah fiddin a'aazaaniyallaahu wa iyyakum.
Pada halaqoh pertama muqaddimah bagian pertama, kita akan menjelaskan tentang pentingnya belajar agama.
Para ikhwah fiddin a'aazaaniyallaahu wa iyyakum, belajar agama adalah salah satu tanda seseorang dia diberi taufiq untuk mendapatkan kebaikan.
Dimana sekarang orang-orang meninggalkan agama, meninggalkan sabda Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم yang mana dia adalah sumber kebaikan dan keselamatan seseorang di dunia maupun di akhirat.
Di dalam sebuah hadits riwayat Mu'awiyah رضي اللّه عنه beliau berkata bahwasanya Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم bersabda :
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ
Hadits shahih diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
Kata Rasulullah barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan maka niscaya Allah akan fahamkan dia dalam urusan agamanya.
Hadits ini menunjukkan pentingnya pemahaman di dalam agama karena dia adalah alamat kebaikan yang Allah kehendaki dalam diri seseorang.
Dan kebalikannya, sesorang yang tidak Allah kehendaki kebaikan pada dirinya niscaya dia tidak akan difahamkan dalam agama. Tidak akan ada keinginan untuk belajar agama, dia sama sekali tidak menoleh kepada ilmu agama sehingga bagaimana dia akan mendapatkan kebaikan manakala dia tidak faham akan kebaikan itu sendiri.
Oleh karena itu, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, beliau mengatakan :
Dan setiap orang yang Allah kehendaki kebaikan pada dirinya maka PASTI Allah akan fahamkan dia dalam urusan agamanya.
Dan orang-orang yang dia tidak difahami difahamkan dalam urusan agamanya maka dia tidak diinginkan kebaikan pada dirinya.
Akan tetapi, ini perlu menjadi catatan :
Tidak setiap orang yang dia difahamkan dalam urusan agamanya pasti akan dikehendaki Allah kebaikan pada dirinya.
Kenapa? Karena kata beliau : Karena tidak cukup memahami agama, akan tetapi harus disertai dengan mengamalkan pemahaman tersebut.
Oleh karena itu ikhwah fiddin a'aazaaniyallaahu wa iyyakum, kata beliau : Pemahaman agama itu adalah salah satu syarat untuk mendapatkan keberhasilan, kemenangan, kebahagiaan, kebaikan dan seterusnya.
Oleh karena itu ikhwah fiddin a'aazaaniyallaahu wa iyyakum, bagi siapapun yang menginginkan kebaikan, keselamatan di dunia dan akhirat, yang PERTAMA adalah dia harus mempelajari agamanya, agama yang Allah turunkan kepada rasulnya kepada Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم karena apa yang Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم bawa itu adalah sumber kemashlahatan, sumber kebaikan dan sumber keselamatan di dunia dan di akhirat. Barangsiapa yang berpaling dari apa yang dibawa Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم maka sungguh dia tidak ada kebaikan pada dirinya, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم.
Bagaimana seseorang bisa menempuh jalan keselamatan apabila dia tidak mengetahuinya. Bagaimana dia bisa mendapatkan kebaikan berupa surga sementara dia tidak tahu jalannya.
Oleh karena itu ikhwah fiddin a'aazaaniyallaahu wa iyyakum, ini adalah pintu pertama pembuka bagi setiap orang yang menginginkan kebaikan di dunia dan akhirat, dia harus memahami perintah Allah dan perintah RasulNya.
Dia harus faham akan agamanya karena itu adalah sumber keselamatan di dunia dan di akhirat.
Yang KEDUA, bahwasanya pemahaman tadi tidak akan bermanfaat apabila tidak diamalkan. Ini adalah syarat seseorang bisa selamat di dunia dan di akhirat, yaitu mengamalkan ilmunya, mengamalkan apa yang dia fahami. Bagaimana seseorang bisa selamat tatkala dia mengetahui jalan keselamatan akan tetapi dia tidak menempuhnya.
Oleh karena itu tidak cukup dengan memahami agama, akan tetapi kita juga mengamalkannya. Oleh karena itu kita berdo'a kepada Allah سبحانه وتعالى agar senantiasa diberikan pemahaman terhadap ilmu agama dan diberikan kemudahan untuk mengamalkannnya dan diberikan taufiq untuk diterima amalan-amalan kita.
اللَّهُمَّ نَفِّعْنِي بِمَا عَلَّمْتَنِي، وَعَلِّمْنِي مَا يَنْفَعُنِي
Demikian kita do'a kepada Allah سبحانه وتعالى.
12.03.2014
Gue-elo bertransformasi ana-anti
Kisah ini dimulai dari seorang miba yang merantau kuliah di jogja.
Jeng…jeng…
----
Tahap adaptasi kost dan sekitarnya
Pemilik kost memiliki panggilan mbah kost dengan gaya bicaranya yang khas jawa medok
, hhehe. Mbah kost yang akhirnya
mengajarkan beberapa kosa kata dalam bahasa jawa yang umum digunakan. Untuk
menunjukan lokasi suatu tempat, orang jogja tidak menggunakan istilah kanan,
kiri, depan belakang, semua ditunjukan dengana arah mata angin, ngalor, ngidul, ngetan. Kosa kata lain
yang diajarkan yang umumnya digunakan dalam transaksi jual beli. Tentus saja
setelah mendapat ilmu kosa kata sakral tentang
jual beli, tempat adaptasi selanjutnya adalah warung makan sekitar kost.
Pilihan jatuh pada warung makan tegal (warteg) dengan aneka lauk pauk yang
menjadi daya tarik dengan pamphlet “harga mahasiswa”.
Sensasi perjumpaan awal dengan
pemilik warteg penuh dengan tawa, khususnya dari diri sendiri. Walaupun pemilik
warteg gak bermaksud menghibur, tapi ngapak yang natural lebih terlihat seperti
pertunjukan komedi srimulat, whehehee.
Jauhi ikhtilath (di TKP ini !)
Ikhtilath
adalah campur baur antar pria dan wanita yang bukan mahromnya.
Wajar
saja jika ikhwan mengeluh sulit untuk menundukan pandangan, karena akhwat
dengan mudahnya keluyuran dijalan-jalan. Si akhwat juga tidak mau sepenuhnya di
salahkan, mereka juga ada aktivitas yang mengharuskan keluar rumah.
Hal
yang dapat di terapkan yaitu berusaha untuk menjauhi sarana yang mengantarkan
dirinya untuk ikhtilath semampunya.
Cara-cara yang ditempuh berdasarkan tempat terjadinya perkara (TKP) yaitu:
1.
Kampus dan sekolah
Ruang kelas yang tidak luas dan tanpa hijab menjadi tantangan
terbesar untuk menghindari ikhtilath termasuk menundukkan pandangan. Jika
memang mampu untuk keluar dari dunia seperti itu keluarlah, tapi bagi yang
tidak mampu dan dicap anak durhaka segera selesaikan amanah tersebut dengan
cara;
- Mengobrol
dengan lawan jenis seperlunya; awal mula benih mulai tumbuh diawali dari
bermudah-mudahannya berkomunikasi
(gak perlu saya sebutkan
benih apa, yang jelas bukan benih sayuran dan tanaman sejenisnya).
- Tidak
menyimpan id kontak lawan jenis dan akun media sosialnya; menghindari untuk menyapa mereka dan kepo account media sosialnya
(hayoooo untuk apa???).
- Catat
dan dengar baik-baik ketika pengajar menyampaikan pelajaran dan tugas, segera
bertanya jika ada yang kurang paham
(mengasah otak supaya
tidak lemot).
- Jika
ada kesulitan dalam tugas, dahulukan bertanya ke sesama jenis
(masih banyak teman
sesama jenis yang mau membantu kita untuk diskusi pelajaran kok…)
- Pilih
teman kelompok yang sesama jenis, jika tidak bisa hindari mengobrol selain
tugas
(sebaiknya sesama
jenispun perlu diterapkan obrolan selain tugas demi gossip dan ghibah yang akan
meluas).
- Segera
lulus untuk lepas dari ikhtilath, semakin cepat lulus maka semakin cepat lepas
dari ikhtilath
(setelah lulus akan
banyak pertanyaan melamar atau dilamar *ehm).
2.
Pasar – pusat perbelanjaan
Tempat dimana jual beli, produksi, dan distributor berputar di
area ini. Tentu saja, ikhtilath ada di tempat ini. hal yang perlu dihindari
yaitu;
- Beli
kebutuhan yang diperlukan diluar, tanpa harus masuk ke dalam pasar. Alasan memilih
belanja kedalam pasar biasanya demi selisih harga Rp.1000-5000; kuatkan dalam
hati untuk merelakan uang selisihan tersebut dibandingkan menanggung dosa
akibat ikhtilath
(Paling nyesek kalau
memuaskan ngubek-ngubek pasar demi selisih Rp.500 atau bonus setengah ons,
*tepok jidat).
- Beli
kebutuhan kecil di toko dekat rumah; anggap saja selisih harga yang lebih
tinggi sebagai sedekah untuk si pemilik toko, hemat waktu dan tenaga juga tanpa
perlu ke pasar
(kecuali pasarnya di
depan rumah atau rumahnya memang ada didalam pasar, nah lo –-“)
- Jika
tidak ada barang yang dijual diluar pasar dan toko terdekat, mengharuskan masuk
ke dalam pasar, maka focus mencari barang tujuan dan segera keluar setelah
mendapatkannya. Hindari tempat ramai walaupun harus memutar jauh.
(asal jangan dijadiin
memutar jalan tersebut untuk menyentuh barang yang dianggap unik dan mencari
sumber harga obral untuk barang yang tidak diperlukan *demi kemaslahatan uang
belanja).
- Membeli
barang di teman sejahwat; dapat mempererat silahturahim dan menguntungkan kedua
belah pihak, bebas ikhtilath dan bisa dapat diskon dari kawan sendiri
(ngarep banget………).
3.
Kantor
Kantor sarana mencari nafkah yang tidak diwajibkan bagi
wanita. Tapi jika ada udzur yang mengharuskan wanita bekerja maka hukum
ikhtilath tetap berlaku(link udzur wanita bekerja). Cara menghindarinya;
- fokus
ke pekerjaan; tidak mengikuti arus pekerja lain yang membicarakan liburan, hobi,
barang koleksi dan lain-lain
(tempat untuk bekerja
yaitu mencari nafkah, bukan ajang curhat atau pamer koleksi).
- Tutup
semua peluang yang dapat mengantarkan ke sarana ikhtilath; bicara seperlunya, tidak
berdua-duaan dengan lawan jenis, tidak menyimpan nomor kontak maupun akun media
socialnya
(ingat keluarga dirumah
menanti honor, *seketika focus)
- Tidak
banyak beraktivitas dengan lawan jenis; memilih partner kerja sesama jenis,
tidak menghadiri pertemuan diluar jam kerja tanpa adanya kepentingan pekerjaan.
(waktu diluar pekerjaan
sebaiknya dimaksimalkan untuk keluarga)
4. Lingkungan
rumah
hal
yang paling mudah diantara tempat lainnya.
-
Tidak banyak keluar rumah jika tidak ada
keperluan mendesak; membeli kebutuhan dapur, kecuali rela rasa masakannya
terlalu manis
(sodorin wajah kita *sweet).
-
Selalu didampingi oleh mahrom setiap ada
keperluan diluar; ngurus ktp, bayar listrik, pertemuan se RT, kondangan dan
sejenisnya.
(Akhwat
aman dari serangan ikhwan genit)
Memilih Kumpulan Cermin
Seorang yang menjaga kehormatan akan sulit berkumpul dengan para penggosip.. Dan sebaliknya...
Tak mudah bagi penuntut ilmu menyatu dengan mereka yang menyia-nyiakan waktu.. Dan sebaliknya...
Demikianlah hakikat ruh..
Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam menegaskan dalam sabdanya,
الأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ
"Ruh-ruh itu bagaikan pasukan yang berkumpul.
Bila ruh saling mengenal, mereka akan bersatu.
Dan jika tidak saling mengenal mereka akan berpisah.."
(HR al-Bukhari: 3336, Muslim: 6708)
Oleh karenanya..
Dengan siapa kita berkawan, itulah cermin diri kita sesungguhnya.
Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam bersabda,
الْمُؤْمِنُ مِرْآةُ الْمُؤْمِنِ
"Seorang mukmin adalah cermin bagi saudara mukmin lainnya.." (HR. Abu Daud: 4918, al-Adabul Mufrad: 239 al-Bukhari, ash-Shahihah: 926 al-Albani)
Cermin tak pernah berdusta..
Ia akan menampilkan wajah asli kita..
@sahabatilmu
Tak mudah bagi penuntut ilmu menyatu dengan mereka yang menyia-nyiakan waktu.. Dan sebaliknya...
Demikianlah hakikat ruh..
Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam menegaskan dalam sabdanya,
الأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ
"Ruh-ruh itu bagaikan pasukan yang berkumpul.
Bila ruh saling mengenal, mereka akan bersatu.
Dan jika tidak saling mengenal mereka akan berpisah.."
(HR al-Bukhari: 3336, Muslim: 6708)
Oleh karenanya..
Dengan siapa kita berkawan, itulah cermin diri kita sesungguhnya.
Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam bersabda,
الْمُؤْمِنُ مِرْآةُ الْمُؤْمِنِ
"Seorang mukmin adalah cermin bagi saudara mukmin lainnya.." (HR. Abu Daud: 4918, al-Adabul Mufrad: 239 al-Bukhari, ash-Shahihah: 926 al-Albani)
Cermin tak pernah berdusta..
Ia akan menampilkan wajah asli kita..
@sahabatilmu
HAK SESAMA MUSLIM
Oleh : Ustadz Firanda Andirja
Bismillahirrahmanirrahim.
Washsholaatu wassalaamu 'ala Rasulillah.
Para ikhwan dan akhwat sekalian yang dirahmati oleh Allah سبحانه وتعالى, kita akan memasuki pembahasan Kitaabul Jaami' yaitu sebuah kitab yang ditulis oleh AlHaafizh Ibnu Hajar رحمه اللّه yang beliau letakkan di akhir pembahasan dari Kitab Buluughul Maraam Min Adillatil Ahkaam.
Kita tahu bahwasanya Kitab Buluughul Maraam Min Adillatil Ahkaam adalah kitab yang mengumpulkan hadits-hadits Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم tentang fiqih, mulai dari Bab Thaharah, kemudian Bab Shalat dan Bab Haji, Bab Zakat, Bab Jihad dan seluruh nya.
Namun yang menakjubkan dari AlHaafizh Ibnu Hajar, di ujung Kitab Buluughul Maraam, beliau meletakkan Kitaabul Jaami'. Dan Kitaabul Jaami' ini tidak ada hubungannya dengan masalah fiqih, tapi dia lebih cenderung berhubungan dengan masalah adab, masalah akhlaq, tentang akhlaq yang baik, tentang akhlaq yang buruk yang harus dijauhi, tentang dzikir dan do'a.
Wallaahu a'lam, seakan-akan AlHaafizh Ibnu Hajar ingin mengingatkan kepada kita bahwasanya jika seorang telah menguasai bab-bab ilmu, telah menguasai masalah-masalah fiqih maka hendaknya dia beradab dan dia memiliki akhlaq yang mulia.
Karenanya di akhir kitab tersebut, di akhir Kitab Buluughul Maraam, maka beliau meletakkan sebuah kitab yang beliau namakan Kitaabul Jaami'.
Kitaabul Jaami', al jaami' dalam bahasa arab artinya yang mengumpulkan atau yang mencakup.
Dikatakan Kitaabul Jaami', kenapa? Karena kitab ini mencakup 6 bab yang berkaitan dengan akhlaq sebagaimana yang tadi kita sebutkan.
Bab pertama adalah Baabul Adab.
Kemudian bab kedua adalah Bab Al Birr Wa Shilah, yaitu bab tentang birr wa shilah, bab tentang bagaimana berbuat baik dan bagaimana bersilaturahmi.
Kemudian yang ketiga Baabul Zuhud wa Wara', tentang zuhud dan sifat wara'.
Dan bab yang ke-4 Baabut Tarhiib Min Masaawil Akhlaaq, bab tentang yang memperingatkan tentang akhlaq-akhlaq yang buruk.
Kemudian yang ke-5 Baabut Targhib Min Makaarimul Akhlaaq yaitu bab tentang motivasi untuk memiliki akhlaq yang mulia.
Dan yang ke-6 Baabudz Dzikir Wad Du'aa, yaitu bab tentang dzikir dan do'a.
Maka disebut dengan Kitaabul Jaami' karena di dalam kitab ini mencakup 6 bab.
Kita masuk yang pertama, yaitu Baabul Adab (bab tentang adab).
Yaitu maksudnya adalah bab ini mencakup hadits-hadits yang menjelaskan tentang adab-adab Islam di dalam Islam yang seorang muslim hendaknya berhias dengan akhlaq (perangai-perangai) yang mulia tersebut.
Hadits pertama, yaitu dari Abu Hurairah رضي اللّه عنه :
حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ. قِيْلَ: مَا هُنَّ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: إِذَا لَقِيْتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ، وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ، وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللهَ فَسَمِّتْهُ، وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ، وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ
Bahwasanya hak seorang muslim atas muslim yang lain ada 6 :
1. Jika engkau bertemu dengan dia maka berikanlah salam kepadanya.
2. Jika dia memanggilmu (mengundangmu) maka kamu harus memenuhi undangannya, maka penuhilah undangannya.
3. Jika dia minta nashihat kepada engkau maka nashihatilah.
4. Jika dia bersin kemudian dia mengucapkan "alhamdulillaah" maka jawablah dengan "yarhamukallaah".
5. Jika dia sakit maka jenguklah dia.
6. Jika dia meninggal maka ikutilah jenazahnya.
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya.
Ikhwan dan akhwat yang sekalian dirahmati Allah سبحانه وتعالى, disini kata Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم, hak muslim seorang atas muslim ada 6.
Tentunya, bilangan 6 ini bukanlah sesuatu yang tanpa batasan, artinya 6 ini hanya menunjukkan Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم menyebutkan secara khusus namun bukan berarti tidak ada hak-hak yang lain.
Bismillahirrahmanirrahim.
Washsholaatu wassalaamu 'ala Rasulillah.
Para ikhwan dan akhwat sekalian yang dirahmati oleh Allah سبحانه وتعالى, kita akan memasuki pembahasan Kitaabul Jaami' yaitu sebuah kitab yang ditulis oleh AlHaafizh Ibnu Hajar رحمه اللّه yang beliau letakkan di akhir pembahasan dari Kitab Buluughul Maraam Min Adillatil Ahkaam.
Kita tahu bahwasanya Kitab Buluughul Maraam Min Adillatil Ahkaam adalah kitab yang mengumpulkan hadits-hadits Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم tentang fiqih, mulai dari Bab Thaharah, kemudian Bab Shalat dan Bab Haji, Bab Zakat, Bab Jihad dan seluruh nya.
Namun yang menakjubkan dari AlHaafizh Ibnu Hajar, di ujung Kitab Buluughul Maraam, beliau meletakkan Kitaabul Jaami'. Dan Kitaabul Jaami' ini tidak ada hubungannya dengan masalah fiqih, tapi dia lebih cenderung berhubungan dengan masalah adab, masalah akhlaq, tentang akhlaq yang baik, tentang akhlaq yang buruk yang harus dijauhi, tentang dzikir dan do'a.
Wallaahu a'lam, seakan-akan AlHaafizh Ibnu Hajar ingin mengingatkan kepada kita bahwasanya jika seorang telah menguasai bab-bab ilmu, telah menguasai masalah-masalah fiqih maka hendaknya dia beradab dan dia memiliki akhlaq yang mulia.
Karenanya di akhir kitab tersebut, di akhir Kitab Buluughul Maraam, maka beliau meletakkan sebuah kitab yang beliau namakan Kitaabul Jaami'.
Kitaabul Jaami', al jaami' dalam bahasa arab artinya yang mengumpulkan atau yang mencakup.
Dikatakan Kitaabul Jaami', kenapa? Karena kitab ini mencakup 6 bab yang berkaitan dengan akhlaq sebagaimana yang tadi kita sebutkan.
Bab pertama adalah Baabul Adab.
Kemudian bab kedua adalah Bab Al Birr Wa Shilah, yaitu bab tentang birr wa shilah, bab tentang bagaimana berbuat baik dan bagaimana bersilaturahmi.
Kemudian yang ketiga Baabul Zuhud wa Wara', tentang zuhud dan sifat wara'.
Dan bab yang ke-4 Baabut Tarhiib Min Masaawil Akhlaaq, bab tentang yang memperingatkan tentang akhlaq-akhlaq yang buruk.
Kemudian yang ke-5 Baabut Targhib Min Makaarimul Akhlaaq yaitu bab tentang motivasi untuk memiliki akhlaq yang mulia.
Dan yang ke-6 Baabudz Dzikir Wad Du'aa, yaitu bab tentang dzikir dan do'a.
Maka disebut dengan Kitaabul Jaami' karena di dalam kitab ini mencakup 6 bab.
Kita masuk yang pertama, yaitu Baabul Adab (bab tentang adab).
Yaitu maksudnya adalah bab ini mencakup hadits-hadits yang menjelaskan tentang adab-adab Islam di dalam Islam yang seorang muslim hendaknya berhias dengan akhlaq (perangai-perangai) yang mulia tersebut.
Hadits pertama, yaitu dari Abu Hurairah رضي اللّه عنه :
حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ. قِيْلَ: مَا هُنَّ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: إِذَا لَقِيْتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ، وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ، وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللهَ فَسَمِّتْهُ، وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ، وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ
Bahwasanya hak seorang muslim atas muslim yang lain ada 6 :
1. Jika engkau bertemu dengan dia maka berikanlah salam kepadanya.
2. Jika dia memanggilmu (mengundangmu) maka kamu harus memenuhi undangannya, maka penuhilah undangannya.
3. Jika dia minta nashihat kepada engkau maka nashihatilah.
4. Jika dia bersin kemudian dia mengucapkan "alhamdulillaah" maka jawablah dengan "yarhamukallaah".
5. Jika dia sakit maka jenguklah dia.
6. Jika dia meninggal maka ikutilah jenazahnya.
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya.
Ikhwan dan akhwat yang sekalian dirahmati Allah سبحانه وتعالى, disini kata Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم, hak muslim seorang atas muslim ada 6.
Tentunya, bilangan 6 ini bukanlah sesuatu yang tanpa batasan, artinya 6 ini hanya menunjukkan Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم menyebutkan secara khusus namun bukan berarti tidak ada hak-hak yang lain.
sibukkan menuntut ilmu, jangan sibukkan mengurusi fitnah
✨NASEHAT dari Ustadz Yazid Bin Abdul Qadir Al Jawwas ✨
"Sibukkanlah diri dengan menuntut ilmu, jangan menyibukkan diri dengan
mengurusi fitnah"
"Berapa banyak kitab ulama yang belum kita baca?" Ribuan..!!"
"Ya Ikhwan Fillah, fitnah menyerang agama Islam tidak akan ada habisnya sampai
hari kiamat, namun semangat menuntut ilmu kadang kandas di tengah jalan."
"Kenapa umat Islam bingung ada aliran Islam ini dan aliran Islam begitu?"
Bingung karena tidak memiliki ilmunya"
"Kenapa umat Islam merasa asing dengan agamanya sendiri?". "Merasa asing
karena tidak berilmu"
"Kenapa Islam kok begini, kok begitu, kita harus dengan apa menghadapi ini dan
itu?" Dan lain sebagainya... Semua akibat kurangnya menuntut ilmu."
"Masih banyak ilmu yang belum kita pelajari,
mari perbanyak duduk di majelis-majelis kajian,
perjalanan kita masih amat panjang."
"Siapkan diri untuk menjadikan generasi kita, anak-anak kita, cucu-cucu kita, agar
jauh lebih berilmu dalam agama dibanding kita."
Dengan menguasai ilmu agama yang benar segala macam fitnah terhadap Islam
akan bisa dibendung, dagangan-dagangan bid'ah tidak lagi laku, dagelan-dagelan
liberal menjadi sampah tak berguna, shaf semakin rapat dan musuh-musuh Islam
tidak akan berhasil menembusnya.
"Mari saudara-saudaraku, perbanyaklah menuntut ilmu dan mengamalkan sedikit
demi sedikit sampai waktu kita masuk ke liang lahat.."
"Sibukkanlah diri dengan menuntut ilmu, jangan menyibukkan diri dengan
mengurusi fitnah"
"Berapa banyak kitab ulama yang belum kita baca?" Ribuan..!!"
"Ya Ikhwan Fillah, fitnah menyerang agama Islam tidak akan ada habisnya sampai
hari kiamat, namun semangat menuntut ilmu kadang kandas di tengah jalan."
"Kenapa umat Islam bingung ada aliran Islam ini dan aliran Islam begitu?"
Bingung karena tidak memiliki ilmunya"
"Kenapa umat Islam merasa asing dengan agamanya sendiri?". "Merasa asing
karena tidak berilmu"
"Kenapa Islam kok begini, kok begitu, kita harus dengan apa menghadapi ini dan
itu?" Dan lain sebagainya... Semua akibat kurangnya menuntut ilmu."
"Masih banyak ilmu yang belum kita pelajari,
mari perbanyak duduk di majelis-majelis kajian,
perjalanan kita masih amat panjang."
"Siapkan diri untuk menjadikan generasi kita, anak-anak kita, cucu-cucu kita, agar
jauh lebih berilmu dalam agama dibanding kita."
Dengan menguasai ilmu agama yang benar segala macam fitnah terhadap Islam
akan bisa dibendung, dagangan-dagangan bid'ah tidak lagi laku, dagelan-dagelan
liberal menjadi sampah tak berguna, shaf semakin rapat dan musuh-musuh Islam
tidak akan berhasil menembusnya.
"Mari saudara-saudaraku, perbanyaklah menuntut ilmu dan mengamalkan sedikit
demi sedikit sampai waktu kita masuk ke liang lahat.."
Berhati hati dgn penyebaran syi'ah di Indonesia
💟 Siapa tau dengan wasilah ini kita bisa menyelamatkan saudara kita yg telah tertipu oleh ajaran Syiah la'natulloh.
Dan menjadikan timbangan amal yg berat disisi Alloh .
آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
Berhati hati dgn penyebaran syi'ah di Indonesia.
Berikut diantara nya nama nama
✅Yayasan Syiah di Indonesia :
1. Fatimah di Jakarta
2. Al-Muntazar di Jakarta
3. Mula Shadra di Bogor
4. YAPI di Bangil Jatim
5. Al-Itrah di Jember Jatim
6. Rausyan Fikr di Jogja
7. Muthahhari di Bandung
8. Madinatul Ilmi di Depok
9. Al-Muhibbin di Probolinggo
10. Insan Citra Perkasa di Jakarta
11. Al-Mahdi di Jakarta
12. Al-Bara'ah di Tasikmalaya
13. Al-Mukarramah di Bandung
14. Al-Mujtaba di Purwakarta
15. Darut-Taqrib di Jepara
16. Al-Amin di Semarang
17. Al-Wahdah di Solo
18. Al-Mawaddah di Kendal
19. Ja'far Shadiq di Bondowoso
20. Ilyasin di Surabaya
21. YAPISMA di Malang
22. Al-Hujjah di Jember
23. Al-Kisa di Bali
24. Al-Islah di Makassar
25. Pinisi di Makassar
26. Nur Ats-Tsaqalain di Sulsel
27. Sibtain di Riau
28. Al-Hakim di Lampung
29. Pintu Ilmu di Palembang
30. Ulul Albab di Aceh
31. Pesantren Al-Hadi di Pekalongan
32. Madrasah Nurul Iman di Sorong Irian
33. Radio Rasil.
✅ Penerbit Syiah di Indonesia :
1. Lentera
2. Hidayah
3. Mizan
4. YAPI Jakarta
5. Al-Hadi,
6. Radio rasil
✅ Penulis Syiah di Indonesia :
1. Alwi Husain
2. Djalaludin Rakhmat
3. Muhammad Taqi Misbah
4. Muhsin Labib
5. Husan Al-Kaff
6. Sulaiman Marzuki Ridwan
7. Dimitri Mahayana
8. Husein bin hamid Al Attas Rasil
✅Persatuan Syiah :
1. IJABI ikatan jama'ah ahlul bait
2. IPABI ikatan pemuda ahlul bait
3. HPI himpunan pelajar indonesia di Iran
NASEHAT SYAIKH RABI'
Syaikh Rabi’ bin Hadi Al Madkhali hafizahullah berkata:
“Aku juga berwasiat agar kalian bersikap hikmah dalam bermuamalah sesama kalian. Wahai ikhwan, tinggalkan pertanyaan-pertanyaan yang menjurus kepada kebencian dan qila wa qaala. Demi Allah pertanyaan-pertanyaan semacam ini memberikan mudharat. Demi Allah, aku sekarang tidak lagi menerima panggilan telepon, aku tidak menerima pertanyaan-pertanyaan yang menjadi sebab persoalan rumit yang tiada ujung dan akhirnya.
Misalkan pertanyaan tentang fulan dan fulan, ketika aku memuji atau mencelanya tetap saja akan menimbulka fitnah. Tinggalkan wahai ikhwah… tinggalkan pertanyaan-pertanyaan semacam ini, barakallahu fiikum. Tinggalkan qiila wa qaala... yaitu ketika engkau memuji fulan, lalu engkau membangun sikap ta’ashub kepadanya. Demikian pula yang lain juga bersikap ta’ashub kepada lawan dari fulan.
Aku telah menceritakan kepada kalian lebih dari sekali, dahulu terjadi perselisihan antara Asy-Syaikh Al-Albani dan ulama ahlus-sunnah yang lain. Demi Allah, perselihan tersebut tidak memberikan pengaruh apa-apa terhadap kesatuan salafiyyin di seluruh dunia, tidak sedikitpun berpengaruh. Akan tetapi sekarang apa yang terjadi? Ada seorang penuntut ilmu kecil tukang fitnah, ia sengaja membuat fitnah diantara ahlus-sunnah, jadilah ia seorang imam sesaat di pagi dan siang hari, ia hanya belajar sehari dua hari, kemudian dianggap ustadz. Ia memiliki pengikut yang berta’ashub kepadanya. Para pengikutnya tidak akan menerima kritikan apapun yang mengarah kepada ustadznya, meskipun kritikan tersebut dibangun di atas dalil dan bukti-bukti yang nyata.
Apabila salah seorang bangkit mengkritiknya, seolah-olah dunia ini telah kiamat, mereka pun duduk membentuk suatu kelompok dan memberikan sikap ta’ashub kepadanya.
Terkadang ustadz ini adalah seorang penuntut ilmu yang masih minim ilmunya, memiliki kebaikan, akan tetapi kenapa mereka bersikap ta’ashub?? Akhlak hizbiyyin telah tertanam dalam diri sebagian salafiyyin. Demi Allah, dahulu tidak ada akhlak seperti ini di antara kita. Demi Allah, telah terjadi perdebatan antara Asy-Syaikh Ibnu Baz dan Asy-Syaikh Al-Albani di depan kami tepatnya di Universitas Islam Madinah, namun tidak sedikitpun memberikan pengaruh. Asy-Syaikh Al-Albani menulis tentang permasalahan bersedekap saat bangun dari ruku’: “hukumnya bid’ah”, namun tidak sedikitpun memberikan pengaruh. Kelompok Sufi dan ahli khurafat berusaha membuat perpecahan di antara pemuda melalui celah ini yaitu perselisihan Ibnu Baz dan Al-Albani, namun mereka tidak mampu.
Perhatikan hal ini wahai ikhwah..tinggalkan pertanyaan-pertanyaan semacam ini, tinggalkan sikap ta’ashub kepada fulan dan fulan, janganlah kalian bersikap ta’ashub kepada seorang pun, kalian akan memecah belah dakwah salafiyyah. Aku tidak akan ridha dengan sikap ta’ashub@ selamanya, dimana sebagian kalian mencela saudaranya yang lain. Berilah nasehat kepada sesama kalian dengan hikmah, janganlah kalian masuk dalam jaring-jaring hizbiyyah yaitu berta’ashub kepada fulan dan fulan. Cara-cara seperti ini akan memecah-belah salafiyyah, lalu para hizbiyyun akan menyusup diantara kalian. Kemudian mayoritas kalian akan menerima kehadiran para penyusup di tengah-tengah kalian. Tinggalkan sikap ta’ashub barakallahu fiikum.. Aku memohon kepada Allah agar melembutkan hati-hati kalian, menjauhkan fitnah dari kalian, baik yang nampak maupun yang tersembunyi. Wahai ikhwan, kembalilah kepada metode para ulama salaf kalian yaitu saling menasehati dengan cara yang hikmah, menyampaikan nasehat dengan cara yang baik dan berhias dengan akhlak yang mulia..
❓MENGAPA KITA HARUS MEMPELAJARI TAUHID ❔
Oleh Ust. Abdulloh Roy, LC
---------------------
Mempelajari tauhid merupakan kewajiban setiap muslim, baik laki-laki maupun wanita, karena Allah سبحانه وتعالى menciptakan manusia dan jin adalah hanya untuk bertauhid yaitu mengesakan ibadah kepada Allah سبحانه وتعالى.
Allah سبحانه وتعالى berfirman :
ﻭَﻣَﺎ ﺧَﻠَﻘْﺖُ ﺍﻟْﺠِﻦَّ ﻭَﺍْﻹِﻧْﺲَ ﺇِﻻَّ ﻟِﻴَﻌْﺒُﺪُﻭﻥ
’’Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu’’. (AdzDzariyaat 56)
Oleh karena itulah Allah سبحانه وتعالى telah mengutus para Rasul kepada setiap ummat tujuannya adalah untuk mengajak mereka kepada tauhid.
Allah سبحانه وتعالى berfirman :
ﻭَﻟَﻘَﺪْ ﺑَﻌَﺜْﻨَﺎ ﻓِﻲ ﻛُﻞِّ ﺃُﻣَّﺔٍ ﺭَﺳُﻮﻟًﺎ ﺃَﻥِ ﺍﻋْﺒُﺪُﻭﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﺍﺟْﺘَﻨِﺒُﻮﺍ ﺍﻟﻄَّﺎﻏُﻮﺕَ ۖ ...
’’Dan sungguh-sungguh Kami telah mengutus kepada setiap ummat seorang Rasul yang mereka berkata kepada kaumnya : ’’Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut’’. (AnNahl 36)
Makna thaghut adalah segala sesembahan selain Allah سبحانه وتعالى (AnNahl 36). Oleh karena itu seorang muslim yang tidak memahami tauhid, yang merupakan inti dari ajaran Islam, maka sebenarnya dia tidak memahami agamanya meskipun dia telah mengaku mempelajari ilmu-ilmu yang banyak.
----------
*catatan anggota BiAS
---------------------
Mempelajari tauhid merupakan kewajiban setiap muslim, baik laki-laki maupun wanita, karena Allah سبحانه وتعالى menciptakan manusia dan jin adalah hanya untuk bertauhid yaitu mengesakan ibadah kepada Allah سبحانه وتعالى.
Allah سبحانه وتعالى berfirman :
ﻭَﻣَﺎ ﺧَﻠَﻘْﺖُ ﺍﻟْﺠِﻦَّ ﻭَﺍْﻹِﻧْﺲَ ﺇِﻻَّ ﻟِﻴَﻌْﺒُﺪُﻭﻥ
’’Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu’’. (AdzDzariyaat 56)
Oleh karena itulah Allah سبحانه وتعالى telah mengutus para Rasul kepada setiap ummat tujuannya adalah untuk mengajak mereka kepada tauhid.
Allah سبحانه وتعالى berfirman :
ﻭَﻟَﻘَﺪْ ﺑَﻌَﺜْﻨَﺎ ﻓِﻲ ﻛُﻞِّ ﺃُﻣَّﺔٍ ﺭَﺳُﻮﻟًﺎ ﺃَﻥِ ﺍﻋْﺒُﺪُﻭﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﺍﺟْﺘَﻨِﺒُﻮﺍ ﺍﻟﻄَّﺎﻏُﻮﺕَ ۖ ...
’’Dan sungguh-sungguh Kami telah mengutus kepada setiap ummat seorang Rasul yang mereka berkata kepada kaumnya : ’’Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut’’. (AnNahl 36)
Makna thaghut adalah segala sesembahan selain Allah سبحانه وتعالى (AnNahl 36). Oleh karena itu seorang muslim yang tidak memahami tauhid, yang merupakan inti dari ajaran Islam, maka sebenarnya dia tidak memahami agamanya meskipun dia telah mengaku mempelajari ilmu-ilmu yang banyak.
----------
*catatan anggota BiAS
bahasa arab bahasa pendamba surga
Sering kita mendengar bahwa bahasa penduduk surga adalah bahasa Arab akan tetapi hadistnya lemah sehingga tidak bisa dijadikan sandaran, tidak ada hadits shahih dari Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam tentang masalah ini.
Menngenai hadits,
أَحِبُّوا الْعَرَبَ لِثَلَاثٍ: لِأَنِّي عَرَبِيٌّ وَالْقُرْآنَ عَرَبِيٌّ وَكَلَامَ أَهْلِ الْجَنَّةِ عَرَبِيٌّ
“Cintailah orang Arab karena tiga hal; Karena aku adalah orang Arab, Al-Qur’an itu berbahasa Arab dan ucapan penduduk sorga adalah Bahasa Arab”. (HR. Hakim, Thabarani dan Baihaqi)
Imam Dzahabi rahimaullahu mengatakan dalam ringkasan kitab al-Mustadrak : Saya kira hadits ini lemah”. Ibnu Al-Jauzi rahimaullahu menyebutkan hadits ini dalam kitab Al-Maudhu’at (kumpulan hadits-hadits palsu)
Meskipun demikian banyak atsar para salaf yang menguatkan bahwa bahasa penduduk surga adalah bahasa Arab.
Jika tidak bisa kita katakan bahwa “bahasa Arab adalah bahasa ahli surga” tetapi bisa kita katakan:
“Bahasa Arab adalah bahasa pendamba ahli surga”.
www.muslimafiyah.com (asuhan dr. Raehanul Bahraen)
TIGA SEBAB KEMUDAHAN
فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى ، وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى ، فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى
“Adapun orang yang melakukan pemberian dan bertakwa, serta membenarkan adanya pahala yang terbaik, maka Kami akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.”
[Al-Lail: 5-7]
[Al-Lail: 5-7]
Ada tiga sebab kemudahan yang diterangkan dalam ayat di atas,
Pertama, kebiasaan berbagi.
Firman-Nya, “Adapun orang yang melakukan pemberian” adalah bersifat umum, mencakup pemberian dalam bentuk manfaat maupun dalam bentuk harta. Pemberian manfaat terkadang dengan ilmu pengetahuan, lisan, tenaga, dan pikiran.
Firman-Nya, “Adapun orang yang melakukan pemberian” adalah bersifat umum, mencakup pemberian dalam bentuk manfaat maupun dalam bentuk harta. Pemberian manfaat terkadang dengan ilmu pengetahuan, lisan, tenaga, dan pikiran.
Kedua, menjaga diri di atas ketakwaan.
Allah juga telah menjamin, “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.
Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.”
[Ath-Thalâq: 2-3],
Allah juga telah menjamin, “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.
Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.”
[Ath-Thalâq: 2-3],
“Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.”
[Ath-Thalâq: 4]
[Ath-Thalâq: 4]
Ketiga, meyakini adanya Al-Husnâ ‘Pahala yang terbaik’.
Al-Husnâ ditafsirkan oleh para ulama dengan beberapa penafsiran,
(1) Lâ Ilâha Illallâh,
(2) Surga,
(3) Pembalasan pahala,
(4) Ganti Pemberian,
(5) Nikmat yang Allah berikan, dan
(6) Shalat, zakat dan Puasa.
[Tafsir Ibnu Katsir dan Zâdul Masîr]
(1) Lâ Ilâha Illallâh,
(2) Surga,
(3) Pembalasan pahala,
(4) Ganti Pemberian,
(5) Nikmat yang Allah berikan, dan
(6) Shalat, zakat dan Puasa.
[Tafsir Ibnu Katsir dan Zâdul Masîr]
Menurut Ibnul Qayyim jiwa itu memiliki tiga kekuatan;
kekuatan memberi, kekuatan menahan, dan kekuatan pemahaman.
Kebaikan dan kebahagian seorang hamba adalah dengan kesempurnaan tiga kekuatan ini, dan kesengsaraan seorang hamba adalah dengan rusaknya tiga kekuatan ini.
kekuatan memberi, kekuatan menahan, dan kekuatan pemahaman.
Kebaikan dan kebahagian seorang hamba adalah dengan kesempurnaan tiga kekuatan ini, dan kesengsaraan seorang hamba adalah dengan rusaknya tiga kekuatan ini.
Seorang yang rusak kekuatan memberinya, akan kehilangan keinginan berbuat baik dan berbagi kepada manusia.
Seorang yang rusak kekuatan menahannya, akan keluar dari jalur ketakwaan.
Seorang yang rusak kekuatan pemahaman dan ilmunya, akan mendustakan adanya Al-Husnâ.
Siapa yang menjaga tiga sebab yang tersebut dalam ayat, Allah akan memberikan kepada segala kemudahan dengan berbagai maknanya, dan akan memudahkannya di dunia dan di akhirat.
Renungilah ayat yang agung ini dan amalkan dalam kehidupan, jika anda menghendaki kemudahan.
Mengapa anak bisa serupa dengan orang tuanya?
DENGAN IZIN ALLAH :
WAKTU DAN JUMLAH KELUARNYA AIR MANI MENENTUKAN JENIS KELAMIN DAN KEMIRIPAN BAGI ANAK ANTUM
1. Jika air mani laki-laki lebih banyak dan keluar mendahului air mani perempuan, maka anak yang akan lahir laki-laki dan serupa dengan ayah/keluarga ayahnya.
2. Sebaliknya, jika air mani perempuan lebih banyak dan keluar mendahului air mani laki-laki, maka anak yang akan lahir perempuan dan serupa dengan ibu/keluarga ibunya.
3. Jika air mani laki- laki keluar lebih dahulu namun air mani perempuan lebih banyak, maka akan lahir anak laki-laki dan serupa dengan ibunya.
4. Sebaliknya, jika air mani perempuan keluar lebih dahulu namun air mani laki-laki lebih banyak maka akan terlahir anak perempuan dan serupa dengan ayahnya.
5. Jika air mani laki-laki keluar mendahului air mani perempuan dan sama banyaknya maka akan terlahir anak laki-laki dan tidak khusus penyerupaannya dengan ayah dan ibunya.
6. Sebaliknya, jika air mani perempuan mendahului air mani laki-laki dan sama banyaknya maka akan lahir anak perempuan dan tidak khusus penyerupaannya.
Dalil shahihnya baca di :
ummuyahya.wc/2010/02/28/mengapa-anak-bisa-serupa-dengan-orang-tuanya/
Beberapa Sifat Kepala Rumah Tangga Ideal
Shalih Dan Taat Beribadah
Keshalehan dan ketakwaan seorang hamba adalah ukuran kemuliaannya di sisi Allah Ta’ala, sebagaimana dalam firman-Nya:
{إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ}
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu” (QS al-Hujuraat: 13).
Seorang kepala rumah tangga yang selalu taat kepada Allah Ta’ala akan dimudahkan segala urusannya, baik yang berhubungan dengan dirinya sendiri maupun yang berhubungan dengan anggota keluarganya. Allah Ta’ala berfirman:
Seorang kepala rumah tangga yang selalu taat kepada Allah Ta’ala akan dimudahkan segala urusannya, baik yang berhubungan dengan dirinya sendiri maupun yang berhubungan dengan anggota keluarganya. Allah Ta’ala berfirman:
{وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجاً. وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ}
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan baginya jalan keluar (dalam semua masalah yang dihadapinya), dan memberinya rezki dari arah yang tidak disangka-sangkanya” (QS. ath-Thalaaq:2-3).
Dalam ayat berikutnya Allah berfirman:
{وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْراً}
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya kemudahan dalam (semua) urusannya” (QS. ath-Thalaaq:4).
Artinya: Allah Ta’ala akan meringankan dan memudahkan (semua) urusannya, serta menjadikan baginya jalan keluar dan solusi yang segera (menyelesaikan masalah yang dihadapinya).
Bahkan dengan ketakwaan seorang kepala rumah tangga, dengan menjaga batasan-batasan syariat-Nya, Allah Ta’ala akan memudahkan penjagaan dan taufik-Nya untuk dirinya dan keluarganya.
via Ma'had Al 'Ilmi Yogyakarta
Bentengi Diri dengan Menikah
Wanita.
Dari arah manapun ia terlihat mempesona. Karena setan selalu menghiasinya.
Setanpun menggunakan wanita sebagai media, untuk meruntuhkan keimanan seorang hamba.
Tak heran jika ujian terbesar bagi kaum pria adalah fitnah wanita.
Islam memerintahkan para wanita untuk menutupi keindahan tubuhnya dari lelaki yang tidak halal baginya.
Naam.
Jilbab adalah pakaian untuk menutupi keindahan wanita.
Bukan membuat wanita semakin mempesona.
Bukan membuat wanita semakin mempesona.
Islampun memberikan solusi sempurna.
Menikah, cara halal nan berpahala.
Iapun sebagai penyempurna setengah dari agama.
Benteng dari segala tipu daya setan yang memperalat keindahan seorang wanita.
Ust Abu Yahya Badrusalam,Lc
Langganan:
Postingan (Atom)